Mengenal Lebih Dekat Kehidupan Suku Baduy

Indonesia memang negeri yang kaya, tak hanya kaya akan hasil alamnya saja tetapi juga bahasa, ada istiadat, budaya dan suku. Salah satu suku yang masih mempertahankan kearifan lokal serta adat istiadatnya adalah Suku Baduy.

Kenalan Singkat dengan Suku Baduy

Urang Kanekes atau biasa dikenal dengan suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Tangtu (Suku Baduy Dalam) dan Panamping (Suku Baduy Luar). Sebagian besar masyarakat Baduy bekerja sebagai petani atau penenun.

Kelompok Tangtu dikenal sebagai Kanekes Dalam atau Baduy Dalam, kelompok yang paling ketat mengikuti adat istiadat. Masyarakat Baduy dalam tinggal di tiga desa, yaitu Cikertawana, Cikeusik dan Cibeo.

Salah satu adat istiadat kelompok Tangtu yang terbilang unik ialah tidak membiasakan diri untuk menggunakan peralatan yang modern, seperti alas kaki, alat elektronik dan kendaraan bermotor.

Menyelami Kehidupan Suku Baduy

Mereka juga masih menganut kepercayaan tradisional yaitu Sunda Wiwitan, yang dipimpin oleh seorang Pu’un sekaligus berkedudukan sebagai pemimpin masyarakat.

Anak-anak suku Baduy, Sumber gambar: umeokmemehdipacok.blogspot.co.id

Hingga saat ini masyarakat di Suku Baduy dalam masih memegang kuat konsep pikukuh (aturan adat yang isi terpentingnya mengenai keapaadaan) secara mutlak dalam kesehariannya sehingga banyak pantangan yang masih sangat ketat diberlakukan.

Hal ini berbeda dengan cara hidup masyarakat Suku Baduy luar yang secara garis besar sudah sedikit mengenal budaya modern.

Jika dilihat dari jumlah penduduknya, masyarakat Baduy luar lebih memiliki banyak penduduk dibandingkan masyarakat Baduy dalam.

Akses Menuju ke Baduy

Jika dari Jakarta,  kamu bisa ke terminal kampung rambutan dan kalideres menuju terminal Mandala di Rangkasbitung. Untuk ongkosnya dari Kalideres maupun Kampung Rambutan sekitar Rp20.000.

Rumah lumbung padi di baduy luar, sumber gambar: razonewane.com

Dari Terminal Mandala, kamu bisa ke terminal aweh terlebih dahulu atau bisa langsung ke terminal ciboleger. Menuju Ciboleger, bisa menggunakan mobil elf jurusan Rangkasbitung, terminal Mandala – Ciboleger, ongkosnya sekitar Rp25.000 – Rp30.000/orang, atau jika ingin ke terminal aweh kamu juga bisa, naik angkot.

BACA JUGA :  10 Tempat Buka Puasa di Jakarta Barat Ini Terkenal Lezat

Lalu dari Terminal Ciboleger Banten, kamu bisa menempuh perjalanan yang akan memakan waktu sekitar tiga jam.

Untuk sampai ke Cibeo, kamu akan ditemani oleh kelompok Panamping, yang dikenal sebagai Kanekes Luar atau Baduy Luar. Berbeda dengan Tangtu, Panamping sudah mengenal kehidupan modern.


Faisal

Faisal

Faisal Rahman adalah seorang blogger muda yang penuh semangat untuk berbagi ide, gagasan, dan pandangan melalui tulisannya. Ia memulai perjalanan blognya selama masa kuliah dan telah mengembangkan bakatnya dalam menulis konten menarik dan beragam.
https://lapakfjbku.com