10 Kota Besar di Indonesia Berdasarkan Jumlah Penduduk dan Luas Wilayahnya

Perkotaan juga memiliki susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi. Indonesia sendiri memiliki beberapa kota besar dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut, maka artikel ini akan membahas mengenai 10 kota besar di Indonesia dengan jumlah penduduk dan luas wilayah sebagai berikut.

1. Kota Besar di Indonesia: DKI Jakarta

Alt Text - 1. Kota Besar di Indonesia- DKI Jakarta

Jakarta kota metropolitan.

Jakarta atau secara resmi bernama Daerah Khusus Ibukota Jakarta (disingkat DKI Jakarta) atau Jakarta Raya adalah ibu kota negara Indonesia dan termasuk dalam daftar kota terbesar di Indonesia.

Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu Jakarta pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia.

Jakarta juga mempunyai julukan The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.

Jakarta memiliki luas sekitar 664,01 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.562.088 jiwa (2020).

Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa.

Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing.

Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN.

Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta tiga pelabuhan laut di Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Ancol.

Setelah pemindahan Ibu Kota nanti, Jakarta tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota, namun tetap menjadi salah satu pusat bisnis dan kota terbesar dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.

Suku dan Budaya di DKI Jakarta

Ondel-ondel salah satu ikon kota Jakarta, kota besar di Indonesia. (Pinterest)

Ondel-ondel salah satu ikon kota Jakarta.

Penduduk asli Jakarta sendiri disebut dengan suku Betawi atau orang Betawi.

Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya menempati wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Mereka adalah keturunan penduduk yang bermukim di Batavia (nama kolonial dari Jakarta) dari sejak abad ke-17.

Kebudayaan di DKI Jakarta adalah mestizo, dimana istilah mestizo berarti campuran dari beberapa budaya dan etnis.

Sejak zaman penjajahan Belanda, Jakarta telah menjadi ibu kota.

Karena hal tersebutlah yang membuat orang-orang dari penjuru nusantara berdatangan.

Secara historis, suku Betawi merupakan masyarakat multietnik yang membaur dan membentuk sebuah entitas baru.

Suku Betawi terlahir karena adanya percampuran genetik atau akulturasi budaya antara masyarakat yang mendiami Batavia.

Dalam bidang kesenian, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, orkes Samrah berasal dari Melayu, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatar belakang ke-Belanda-an.

Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.

Betawi juga memiliki lagu tradisional seperti “Kicir-kicir”.

Pengaruh budaya Jawa dengan sedikit unsur Sunda didalamnya juga ada dalam kebudayaan Betawi, seperti: pementasan wayang

Wisata di DKI Jakarta

Kawasan Ancol jadi salah satu destinasi favorit warga Jakarta. (Foto: Pinterest)

Kawasan Ancol jadi salah satu destinasi favorit warga Jakarta.

Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup baik dan terkenal di Indonesia.

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jakarta, pemerintah mengadakan program “Enjoy Jakarta”.

Beberapa tempat pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara di antaranya adalah Taman Mini Indonesia Indah, Pulau Seribu, Kebun Binatang Ragunan, dan Taman Impian Jaya Ancol (termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Seaworld Indonesia).

Disamping itu Jakarta juga memiliki banyak tempat wisata sejarah, yakni berupa museum dan tugu.

Diantaranya adalah Museum Gajah, Museum Fatahillah, dan Monumen Nasional.

Disamping tempat wisatanya yang memadai, saat ini di Jakarta telah tersedia sekitar 219 hotel berbintang, 3.173 restoran, dan 40 balai pertemuan.

Landmark di DKI Jakarta

Monas atau Monumen Nasional, adalah landmark dari Kota Jakarta. Landmark satu ini sudah lama menjadi ikon kebanggaan masyarakat Jakarta dan Indonesia.

Memiliki tinggi 132 meter, monumen ini diprakarsai oleh presiden pertama Ir. Soekarno untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan.

Pembangunan landmark Jakarta ini dimulai sejak 17 Agustus 1961 dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Sejak saat itu, Monas menjadi salah satu ikon dari Kota Jakarta.

Ciri khas dari landmark Jakarta ini adalah lapisan emas yang membentuk kobaran api pada puncak tugu megah ini.

Dengan segala problematikanya, semisal macet dan kepadatan kawasan hunian, faktanya banyak orang yang memimpikan untuk punya rumah di kota besar di Indonesia dengan pertimbangan fasilitas yang lengkap dan segala kemudahan yang ditawarkan.

2. Kota Besar di Indonesia: Surabaya

Surabaya, kota besar di Indonesia yang dijuluki kota Pahlawan. (Foto: Pinterest)

Surabaya dijuluki kota Pahlawan.

Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut.

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini terletak 800 km sebelah timur Jakarta, atau 435 km sebelah barat laut Denpasar, Bali.

Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Surabaya memiliki luas sekitar ±326,81 km², dan 2.970.843 jiwa penduduk pada tahun 30 Juni 2021.

Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.

Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila dilayani oleh sebuah bandar udara, yakni Bandar Udara Internasional Juanda yang berada 20 km di sebelah selatan kota, serta dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung.

Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo (Pemuda-pemuda Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan penjajah.

Surabaya juga sempat menjadi kota terbesar di Hindia Belanda dan menjadi pusat niaga di Nusantara yang sejajar dengan Hong Kong dan Shanghai pada masanya.

Menurut Bappenas, Surabaya adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Makassar.

Suku dan Budaya di Surabaya

Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari. (Foto:Shutterstock)

Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari.

Suku bangsa asli yang menjadi mayoritas di Surabaya adalah suku Jawa (83,68%).

Dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter.

Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari keraton yang dipandang sebagai sentral kebudayaan Jawa.

Kebudayaan Jawa di Surabaya memiliki ciri khas dibandingkan dengan daerah lainnya, yakni karakteristiknya yang lebih egaliter dan terbuka.

Surabaya dikenal memiliki beberapa kesenian khas, yaitu: Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari.

Ada pula Tari Remo, adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu istimewa.

Lalu ada Kidungan, yakni pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humor.

Selain kesenian di atas, budaya panggilan arek atau rek (panggilan khas Surabaya) juga menjadi ciri khas yang unik.

Di samping itu, di Surabaya juga dikenal panggilan khas lainnya, yakni Cak untuk laki-laki dan Ning untuk perempuan.

Wisata di Surabaya

Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. (Foto: Liputan6.com)

Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.

Surabaya memiliki beragam destinasi wisata yang menarik.

Kebanyakan destinasi wisata di kota ini erat kaitannya dengan sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa, serta perjuangan nasional Indonesia.

Selain itu, Surabaya juga memiliki wisata alam yang menarik, di antaranya adalah Ekowisata Mangrove Wonorejo dan Pantai Kenjeran.

Landmark di Surabaya

Patung Surabaya merupakan landmark dan ikon kebanggan Kota Surabaya. Sebenarnya patung ini tersebar hampir di seluruh kota.

Hanya saja yang tersohor adalah patung Sura dan Baya di depan Kebun Binatang Surabaya dan di BMX Skate Park.

Patung tersebut menggambar seekor ikan Sura dan Buaya sedang berkelahi satu sama lain.

Konon, Sura dan Baya tersebut tengah bertarung untuk memperebutkan wilayah teritorial kekuasaan.

Selain itu juga ada Monumen Tugu Pahlawan. Monumen ini juga sebagai simbol untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang gugur pada pertempuran tersebut.

Selain Tugu Pahlawan, di kawasan monumen ini juga terdapat Museum Sepuluh November.

BACA JUGA :  9 Museum di Bogor Rekomendasi untuk Wisata, Belajar, dan Mengenal Sejarah

Museum ini berisikan benda-benda bersejarah peninggalan perjuangan rakyat Surabaya.

3. Kota Besar di Indonesia: Medan

Gedung Het Warenhuis jadi salah satu ikon kota Medan, kota besar di Indonesia. (Foto: Wikimedia)

Gedung Het Warenhuis jadi salah satu ikon kota Medan.

Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya serta kota terbesar di luar pulau Jawa.

Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia.

Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api.

Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api.

Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia.

Pada tahun 2020, kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.435.252 jiwa, dan kepadatan penduduk 9.522,22 jiwa/km2.

Suku dan Budaya di Medan

Tari Tor-Tor salah satu kesenian suku Batak. (Foto:Tripelaketoba)

Tari Tor-Tor salah satu kesenian suku Batak.

Kota Medan memiliki beragam etnis atau suku bangsa dengan mayoritas penduduk beretnis Batak, Jawa, Tionghoa, dan Minangkabau.

Adapun etnis aslinya adalah Melayu dan Suku Karo bagian Jahe atau pesisir.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota.

Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Secara persentase, Kota Medan didominasi oleh suku bangsa Batak, yang meliputi Batak Toba, Angkola, Mandailing, Karo, Simalungun dan Pakpak.

Budaya dan kesenian kota Medan yang paling terkenal diantaranya adalah tari Tor-Tor.

Tari Tor-tor merupakan salah satu jenis tarian yang berasal dari suku Batak.

Kesenian tradisional khas Sumatera Utara ini biasa dilakukan guna melengkapi berbagai acara penting, seperti pesta perkawinan, acara pengangkatan raja, dan ritual untuk mengatasi musibah.

Wisata di Medan

Istana Maimun jadi salah satu tempat wisata ikonik kota Medan. (Foto: Tempatwisata.pro)

Istana Maimun jadi salah satu tempat wisata ikonik kota Medan.

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda.

Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung – sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatra dan Bangunan tua di daerah Kesawan.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura.

Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya.

Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan.

Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Landmark di Medan

Gedung Warenhuis yang menjadi salah satu landmark dan ikon kota Medan dulunya merupakan supermarket pertama di Kota Medan yang dibangun masa kolonial Belanda.

Gedung ini memiliki dua lantai, pilar-pilar kokoh yang berada di Jalan Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.

Pada dinding gedung yang catnya sudah kusam terdapat tulisan: mulai dibangun pada 1916 oleh arsitek berkebangsaan Jerman G Bos dan diresmikan pada 1919 oleh Wali Kota Medan pertama Daniel Baron Mackay.

Namun, gedung dengan status milik Pemerintah Kota Medan ini belum diketahui pasti siapa pemilik aslinya.

Selain milik pemerintah setempat, gedung yang sudah berusia lebih dari 103 tahun itu telah menjadi cagar budaya.

4. Kota Besar di Indonesia: Bandung

Gedung sate merupakan landmark dan ikon kota Bandung. (Foto: Pinterest)

Gedung sate merupakan landmark dan ikon kota Bandung.

Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Indonesia, serta menjadi kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Secara kepadatan kota ini merupakan kota terpadat ke-2 di Indonesia setelah Jakarta dengan kepadatan penduduk mencapai 15.051/km2.

Kota ini terletak 140 km sebelah Tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan.

Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila.

Kota Bandung Berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat di Barat dan Utara, dan Kabupaten Bandung di Timur dan Selatan.

Kota ini tercatat dalam berbagai sejarah penting, salah satunya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng – TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung – ITB).

Bandung juga menjadi lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan, serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.

Pada tahun 1990 kota Bandung terpilih sebagai salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.

Suku dan Budaya di Bandung

Tari Jaipong dari Jawa Barat. (Foto: tirto.id)

Tari Jaipong dari Jawa Barat.

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, karakteristik penduduk Kota Bandung berdasarkan suku bangsa sangat beragam dan mempengaruhi keberagaman adat istiadat masyarakat Kota Bandung.

Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Bandung adalah orang Sunda, diikuti oleh Jawa, kemudian Tionghoa, Batak, Minangkabau, dan suku lainnya.

Berikut adalah besaran penduduk Kota Bandung berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000.

Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat Sunda di kota ini dan Jawa Barat pada umumnya, alat musik ini terbuat dari bahan bambu.

Selain angklung juga ada tari Jaipong yang menjadi kesenian dari kota Bandung atau Jawa Barat.

Landmark di Bandung

Gedung Sate dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau landmark Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat.

Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya.

Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan kota bandung.

5. Kota Besar di Indonesia: Makassar

Monumen Mandala salah satu landmark kota Makassar. (Foto: Tribun makassar)

Monumen Mandala salah satu landmark kota Makassar.

Makassar adalah salah satu kota yang juga merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan.

Makassar merupakan kota metropolitan terbesar keempat di Indonesia dan kawasan Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia Timur dan provinsi Sulawesi.

Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Menurut Bappenas, Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya.

Dengan memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, kota ini berada di urutan ketujuh kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Palembang.

Suku dan Budaya di Makassar

Atraksi permainan tradisional Ma'raga khas Makassar. (Foto:Kabar Nusantara News)

Atraksi permainan tradisional Ma’raga khas Makassar.

Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa.

Atraksi permainan tradisional “Ma’raga”, Merupakan pertunjukan permainan bola raga yang dipindahkan dari kaki ke kaki atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan dengan suka cita.

Para pemain menggunakan pakaian adat seperti passapu dan sarung, biasanya dimainkan oleh 6 orang pemain.

Pertunjukan ini akan semakin menarik ketika para pemain mulai saling menopang hingga semakin tinggi dan tetap lihai memainkan bola dan tidak terjatuh ke tanah.

Makanan khas Makassar yang umum dijumpai di pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

Wisata di Makassar

Pantai Losari adalah pantai ikonik kota Makassar. (Foto: Pinterest)

Pantai Losari adalah pantai ikonik kota Makassar.

Makassar modern memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain.

Beberapa diantaranya yang paling digemari masyarakat makassar diantaranya adalah, Pantai Losari, Fort Rotterdam, Pantai Akarena, Pulau Lae-Lae, dan lain-lain.

BACA JUGA :  9 Mall di Jogja Terbesar, Pas Buat Wisata Belanja

Landmark di Makassar

Monumen Mandala merupakan landmark Kota Makassar yang merupakan monumen bersejarah, dimana monumen tersebut adalah kenangan indah yang disumbangkan untuk menghargai Soeharto sebagai Panglima Komando Pembebasan Irian Barat.

Dengan desain yang sangat menarik yakni monumen yang dibuat dengan bentuk segitiga sama sisi menyimbolkan Tiga Komando Rakyat (Operasi Trikora|Trikora).

Pada bagian bawah monumen, terdapat relief lidah api yang menjadi simbol semangat dari Trikora.

Sementara relief yang sama di bagian atas melambangkan semangat yang tidak pernah padam. Selain itu ada 27 patung batang bambu runcing sebagai simbol instrumen perjuangan fisik rakyat saat itu.

6. Kota Besar di Indonesia: Semarang

Lawan Sewu jadi landmark dan ikon kota Semarang. (Foto: Kereta Api Indonesia)

Lawan Sewu jadi landmark dan ikon kota Semarang.

Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini sekaligus menjadi Kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk sekitar 1,6 juta jiwa.

Kawasan mega-urban Semarang yang tergabung dalam wilayah metropolitan Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang dan Purwodadi, Kabupaten Grobogan) berpenduduk mencapai 7,3 juta jiwa, sekaligus sebagai wilayah metropolitan terpadat keempat di Pulau Jawa, setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo (Surabaya), dan Bandung Raya.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang yang signifikan ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit yang tersebar di penjuru kota.

Perkembangan regional ini menunjukan peran strategis Kota Semarang terhadap roda perekonomian nasional.

Suku dan Budaya di Semarang

Kegiatan Dugderan menyambut bulan ramadan di Semarang (Foto: Infobudaya.net)

Kegiatan Dugderan menyambut bulan ramadan di Semarang

Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

Namun ada pula beberapa suku dan etnis yang juga mendiami kota Semarang seperti Arab, Tionghoa dan Melayu.

Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar.

Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.

Beberapa budaya kota Semarang yang masih dilestarikan adalah saat menyambut bulan suci dengan suara bedug dan meriam, atau biasa disebut Dugderan, ada juga kegiatan melempar lumpur untuk menolak bala dan kejahatan yang dikenal dengan nama Popokan.

Semarang memiliki makanan khas, salah satunya adalah Lumpia yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya Jawa dan China. Lumpia sendiri diambil dari kata lunpia.

Wisata di Semarang

Sam Poo Kong merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah di Semarang. (Foto: Tribunnews.com)

Sam Poo Kong merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah di Semarang.

Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Wali Kota Semarang mengambil slogan pariwisata Semarang, The Port of Java (Pelabuhannya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Semarang sebagai pusat Pelabuhan Jawa.

Salah satu destinasi paling diminati di Semarang selain Lawang Sewu adalah Sam Poo Kong.

Kelenteng Sam Poo Kong di Kota Semarang bukan sekadar tempat ibadah semata. Kelenteng ini juga menjadi tempat wisata ikonik yang sarat akan sejarah.

Dalam perjalannya, Klenteng Sam Poo Kong merupakan simbol akulturasi budaya China dengan adat Jawa.

Bangunan kelenteng berdiri megah didominasi warna merah serta arsitektur khas China.

Landmark di Semarang

Landmark dari Kota Semarang yang paling terkenal adalah Lawang Sewu. Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Gedung Lawang Sewu dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2.

Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907.

Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar tahun 1916 dan selesai tahun 1918.

Saat ini Gedung Lawang Sewu dimanfaatkan sebagai museum yang menyajikan beragam koleksi dari masa ke masa perkeretaapian di Indonesia.

Selain menjadi tempat wisata sejarah, Gedung Lawang Sewu juga dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.

7. Kota Besar di Indonesia: Palembang

Jembatan Ampera adalah landmark dan ikon kota Palembang. (Foto: Pinterest)

Jembatan Ampera adalah landmark dan ikon kota Palembang.

Palembang adalah ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

Kota dengan luas wilayah 400,61 km² ini dihuni oleh lebih dari 1,6 juta penduduk pada 2020.

Kota Palembang juga kota terpadat dan terbesar kedua di Sumatera setelah Medan, kota terpadat kelima di Indonesia setelah Jakarta Raya, Surabaya, Medan, Bandung dan kota terbesar kesembilan belas di Asia Tenggara.

Kota Palembang dan beberapa kabupaten tetangganya (Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir) dikembangkan oleh pemerintah pusat sebagai wilayah metropolitan di Indonesia dengan kawasan yang disebut Patungraya Agung atau Palembang Raya.

Suku dan Budaya di Palembang

Kesenian Dul Muluk adalah pentas drama tradisional khas Melayu Palembang. (Foto: Liputan6.com)

Kesenian Dul Muluk adalah pentas drama tradisional khas Melayu Palembang.

Penduduk suku asli Kota Palembang adalah Orang Melayu Palembang juga disebut sebagai Wong Palembang dalam Bahasa Palembang.

Namun warga dari luar Kota Palembang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Lampung, Musi, Pasemah, Lintang, Ogan, Lematang dan Semende.

Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain, Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Melayu Palembang), Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu, tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan, Zapin dan Rodat.

Rumah Adat Melayu Palembang dikenal dengan Rumah Limas dan Rumah Rakit.

Wisata di Palembang

Sungai Musi, salah satu destinasi wisata terkenal kota Palembang. (Foto: Srivijaya.id)

Sungai Musi, salah satu destinasi wisata terkenal kota Palembang.

Wisata yang menjadi kebanggaan Kota Palembang diantaranya adalah, Sungai Musi.

Sungai sepanjang sekitar 750 km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra.

Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dan lain-lain.

Landmark di Palembang

Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan yang juga menjadi landmark di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah Kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Jembatan Ampera merupakan ikon kota Palembang yang paling terkenal.

8. Kota Besar di Indonesia: Batam

Jembatan Barelang jadi landmark kota Batam. (Foto: Pinterest)

Jembatan Barelang jadi landmark kota Batam.

Kota Batam adalah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka.

Pulau Batam, Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang.

Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam, pada tahun 2021 jumlah penduduk Batam mencapai 1.193.088 jiwa, dengan kepadatan 1.153 jiwa/km². Kota Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–Karimun (BBK).

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis.

Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.

Suku dan Budaya di Batam

Tari Zapin kesenian khas kota Batam. (Foto: Liputan6.com)

Tari Zapin kesenian khas kota Batam.

Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan.

Suku yang dominan antara lain Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, dan Tionghoa.

Dengan berpayungkan Budaya Melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat.

Walaupun demikian, Budaya Melayu yang identik dengan Islam masih begitu kental di Kota Batam yang kemudian menjadi akar budaya lokal.

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat upacara-upacara yang mempunyai unsur keagamaan dan mitos yang dinyatakan dalam tari, musik, serta berbagai jenis bentuk seni.

Ada beberapa tarian tradisional yang populer, seperti Tari Jogi dan Tari Zapin yang mencerminkan pengaruh kuat budaya Arab.

Ada juga Tari Persembahan yang biasanya dilakukan saat menyambut tamu kehormatan.

Selain itu, ada Drama Mak Yong yang merupakan drama pertunjukan tari dan lagu, menceritakan tentang sebuah negara bernama “Riuh”, yang diyakini menjadi asal nama Provinsi Riau.

Wisata di Batam

Pulau Ranoh jadi destinasi wisata andalan di kota Batam, kota besar di Indonesia. (Foto: Batam Banget)

Pulau Ranoh jadi destinasi wisata andalan di kota Batam.

Pada tahun 2010, Kota Batam menggelar tahun kunjungan wisata bertajuk Visit Batam 2010 – Experience it.

BACA JUGA :  Yuk Explore Wisata Pulau Bintan Kepulauan Riau!

Didukung oleh fasilitas hotel dan resort berstandar internasional serta aneka kegiatan wisata yang disusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam, diharapkan dapat menjamin kenyamanan dan kepuasan wisatawan domestik dan mancanegara saat berkunjung ke Kota Batam.

Salah satu tempat wisata paling favorit di Batam diantaranya adalah, Pulau Ranoh, Ocarina Batam Theme Park, Clara Hill Welcome to Batam, dan lain-lain.

9. Kota Besar di Indonesia: Pekanbaru

Tugu Zapin jadi salah satu Landmark kota Pekanbaru. (Foto: iNews)

Tugu Zapin jadi salah satu Landmark kota Pekanbaru.

Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Riau, Indonesia.

Kota ini merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di pulau Sumatra dan termasuk kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang tinggi.

Pekanbaru terletak di tepian Sungai Siak dan pada awalnya merupakan sebuah kota kecil yang memiliki pasar (pekan) yang bernama Payung Sekaki atau Senapelan.

Pada abad ke-18, wilayah yang kini menjadi Pekanbaru berada pada lingkar pengaruh Kesultanan Siak, dan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Pekan) secara luas dianggap sebagai pendiri kota Pekanbaru modern.

Kota Pekanbaru memiliki 15 kecamatan dan 83 kelurahan (dari total 169 kecamatan dan 268 kelurahan di seluruh Riau).

Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 886.226 jiwa dengan luas wilayahnya 632,27 km² dan sebaran penduduk 1.401 jiwa/km².

Suku dan Budaya di Pekanbaru

Tari Tandak budaya khas Pekanbaru. (Foto: Pinterest)

Tari Tandak budaya khas Pekanbaru.

Beberapa etnis yang memiliki populasi signifikan di kota ini antara lain adalah suku Minangkabau, Orang Ocu, Melayu, Jawa, Batak, dan Tionghoa.

Budaya Riau hampir sama dengan kebudayaan di Sumatera, Malaysia, dan Singapura.

Hal ini disebabkan karena wilayah mereka yang berdekatan, menjadikan suku kebudayaan khas daerah Riau didominasi oleh suku Melayu.

Adapun Adat dan kebudayaan melayulah yang mengatur tingkah laku dan kegiatan masyarakat yang bertempat tinggal di Pekanbaru.

Kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh budaya-budaya umat islam. Salah satu ciri khas kebudayaan Riau yaitu pada tarian tradisionalnya.

Tarian ini dinamakan tari Tandak. Tarian ini biasa ditampilkan oleh seorang laki-laki dan beberapa perempuan.

Selain itu, tarian ini ditampilkan dengan beberapa musik dan alunan lagu. Tarian ini merupakan tari pergaulan yang sangat digemari di daerah Riau.

Wisata di Pekanbaru

Balai Adat Riau jadi destinasi wisata ikonik Pekanbaru. (Foto: Pinterest)

Balai Adat Riau jadi destinasi wisata ikonik Pekanbaru.

Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji sastrawan keturunan Bugis.

Pada bagian kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat dibaca pasal 1–4, sedangkan pasal 5–12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama.

Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat Museum Sang Nila Utama, merupakan museum daerah Riau yang memiliki berbagai koleksi benda bersejarah, seni, dan budaya. Museum ini menyandang nama seorang tokoh legenda dalam Sulalatus Salatin, pendiri Singapura.

Selanjutnya Anjung Seni Idrus Tintin salah satu ikon budaya di Kota Pekanbaru, merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional, menggunakan nama seorang seniman Riau, Idrus Tintin, dibangun pada kawasan yang dulunya menjadi tempat penyelenggaraan MTQ ke-17.

Pada kawasan Senapelan terdapat Masjid Raya Pekanbaru yang sebelumnya dikenal dengan nama Masjid Alam, dibangun sekitar abad ke-18 dengan gaya arsitektur tradisional dan merupakan masjid tertua di Kota Pekanbaru.

Landmark di Pekanbaru

Salah satu landmark dari kota Pekanbaru diantaranya adalah Perpustakaan Soeman HS, dimana bangunan ini menyerupai buku yang terbuka dan memiliki pilar-pilar menarik dan sangat unik dan ada juga yang bilang kalau perpustakaan tersebut mirip dengan alas membaca alquran.

Selain Perpustakaan Soeman HS juga ada Tugu Zapin. Bentuk tugu ini menyerupai perempuan dan laki-laki yang sedang menari zapin tarian khas Melayu Riau.

Tugu Zapin menggantikan Tugu Pesawat yang dulunya menjadi salah satu Landmark Pekanbaru.

10. Kota Besar di Indonesia: Malang

Alun-alun malang jadi landmark dan tempat wisata ikonik kota Malang. (Foto: Good News From Indonesia)

Alun-alun malang jadi landmark dan tempat wisata ikonik kota Malang.

Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia yang jadi kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di Indonesia.

Kota ini didirikan pada masa Pemerintahan Belanda pada tanggal 1 April 1914, yang dimana E.K Broekveldt sebagai walikota pertama, Kota ini terletak di dataran tinggi seluas 145,28 km² yang merupakan enklave Kabupaten Malang.

Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya. Kota Malang dikenal baik sebagai kota pendidikan.

Kota ini memiliki berbagai perguruan tinggi terbaik seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Politeknik Negeri Malang.

Selain itu, kota ini merupakan kota pariwisata karena alamnya yang menawan yang dikelilingi oleh pegunungan serta udaranya yang sejuk.

Malang pun terkenal sebagai kota bunga karena banyaknya bunga yang menghiasi kota.

Kota Malang juga merupakan kota seni karena banyaknya kesenian khas dari kota ini, mulai dari tarian hingga pertunjukan.

Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan dan 57 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur).

Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 834.545 jiwa dengan luas wilayah 145,28 km² dan sebaran penduduk 5.744 jiwa/km².

Suku dan Budaya di Malang

Kesenian bantengan adalah seni pertunjukan yang dimainkan oleh tokoh sentral berupa topeng banteng yang diadakan di Malang, , kota besar di Indonesia. (Foto: Vice)

Kesenian bantengan adalah seni pertunjukan yang dimainkan oleh tokoh sentral berupa topeng banteng.

Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa. Namun, jika dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, suku Jawa di Malang memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter.

Salah satu penyebabnya adalah tipologi arek Malang terinspirasi oleh Ken Arok yang diceritakan sebagai raja yang tegas dan lugas meskipun lebih mengarah keras.

Terdapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, Tionghoa, dan lain-lain. Kebudayaan Malang sangat beragam, contohnya kesenian tari ludruk, tari topeng Malangan dan macapat Malang.

Karakter seniman yang membawakan tarian ini penuh energi, luwes dan terkesan gembira.

Selain itu juga ada kesenian bantengan adalah seni pertunjukan yang dimainkan oleh tokoh sentral berupa topeng banteng.

Kesenian ini dimainkan oleh dua orang yang pertama pemain berperan sebagai kaki depan dan pemegang kepala banteng sebagai pengontrol.

Wisata di Malang

Kampung Jodipan jadi salah satu wisata ikonik di Malang, kota besar di Indonesia (Foto: Pinterest)

Kampung Jodipan jadi salah satu wisata ikonik di Malang

Malang dikenal memiliki banyak sekali kampung tematik yang bernuansa pedesaan dan khas.

Di antaranya, yang paling terkenal adalah Kampung Wisata Jodipan (Kampung Warna-Warni), kampung warna-warni pertama di Indonesia yang menjadi salah satu destinasi favorit di Kota Malang.

Selain itu, ada juga Kampung Tridi yang terletak di seberang Kampung Warna-Warni yang terkenal akan karya seni mural di dinding-dinding perumahannya, seperti Haji Lane di Singapura.

Kedua kampung tersebut dihubungkan oleh sebuah jembatan kaca.

Keduanya merupakan tempat selfie favorit para wisatawan.

Selain itu, ada juga kampung wisata di Kota Malang yang terkenal akan keramahan lingkungannya dan kehijauannya.

Di antaranya adalah Kampung Glintung Go Green (3G) yang terletak di Purwantoro, dan Kampung Bamboo Mewek di Tunjungsekar.

Landmark di Malang

Sebagai kota besar, Kota Malang terlibat dalam berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia.

Untuk menandai peristiwa tersebut, dibangunlah berbagai monumen dan tugu peringatan.

Kota Malang mengoleksi banyak monumen dan tugu peringatan yang melambangkan peristiwa bersejarah, sejarah pra penjajahan Malang, capaian Kota Malang, dan lain-lain.

Peristiwa-peristiwa bersejarah, terutama perjuangan kemerdekaanlah yang memiliki monumen terbanyak. Monumen-monumen tersebut, di antaranya Monumen Tugu Malang yang menandakan kemerdekaan dari Belanda yang juga menjadi salah satu landmark kota Malang.

Selanjutnya ada Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar) yang dibangun untuk mengenang perjuangan para TGP; Monumen Pahlawan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), monumen pengenangan para sosok pahlawan TRIP.

Itulah 10 kota besar di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk, dan luas wilayahnya.

Serta penjelasan mengenai suku, budaya, tempat wisata dan landmark dari kota tersebut yang semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Subscribe, follow Facebook Page Lapakfjbku dan ikuti terus lapakfjbku.com/ untuk mendapatkan informasi, juga inspirasi terbaru dan setiap hari Anda semakin seru!


Faisal

Faisal

Faisal Rahman adalah seorang blogger muda yang penuh semangat untuk berbagi ide, gagasan, dan pandangan melalui tulisannya. Ia memulai perjalanan blognya selama masa kuliah dan telah mengembangkan bakatnya dalam menulis konten menarik dan beragam.
https://lapakfjbku.com