Selamat berpuasa bagi seluruh kaskuser yang menjalankannya. Semoga puasanya tetap lancar meskipun dalam kondisi seperti sekarang ini. Tentunya suasana Ramadan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Yang mana pada tahun-tahun sebelumnya suasana menjelang tarawih ramai berbondong-bondong ke masjid, sekarang sepi. Sebagian besar salat tarawih di rumah, seperti anjuran pemerintah untuk stay at home. Saat sahur pun begitu, sepi tak seperti tahun-tahun yang lalu.
Ditambah lagi keadaan ekonomi yang sulit sehingga kita harus pandai mengatur keuangan agar nantinya bisa berlebaran dengan damai dan tenteram tanpa utang.
Nah, karena kondisi keuangan yang kurang baik saat puasa seperti ini ane memproduksi kopi rumahan, tapi rasanya nggak kalah dengan kopi pabrikan. Selain untuk menghemat pengeluaran—karena memang di keluarga ane sangat menyukai kopi—juga bisa menghasilkan rupiah. Jadi GanSist selain diminum sendiri, bubuk kopi ini pun bisa dijual. Jadi untungnya dobel. Uangnya bisa dipakai buat hari lebaran, lumayan, bukan? Tetapi di sini kopi hasil produksi ane nggak dijual, tetapi dikonsumsi sendiri untuk satu bulan bahkan bisa dua bulan ke depan. Nggak perlu khawatir akan bau dan nggak enak, kopi rumahan ini tahan lama dan awet.
tanaman kopi di kebun sendiri
Tentunya Agan dan Sista harus mempersiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu. Apa saja itu? Yang jelas biji kopi pilihan (ane panen sendiri dan jika dijual pun murah sekarang, jadi lebih baik diproduksi sendiri), beras jagung, dan alat menggoreng kopi. Alat untuk menggoreng kopi ini namanya sangan atau penggorengan yang terbuat dari tanah liat, dan sutil kayu biar nggak panas. Menggorengnya harus di tungku.
Menggoreng kopi rumahan di saat puasa seperti ini dilakukan untuk mengisi kegiatan sambil menunggu hari sore. Menggoreng kopi pun sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya nggak panas. Waktunya pun cukup lama, ane dua kali proses penggorengan dan butuh waktu hampir lima jam. Dimulai dari jam enam pagi sampai sebelas siang. Tentunya sangat lelah, tapi bisa lupa kalau sedang puasa.
Nah, sekarang ane bakal kasih tahu proses pembuatannya.
Pertama satu minggu sebelumnya Agan dan Sista kukus dulu beras jagung sampai tanak, lalu dijemur sampai kering. Ini mempercepat proses penggorengan, karena kalau beras jagungnya basah maka akan sangat lama waktunya.
beras jagung yang udah matang dan dikeringkan
Kedua, satu hari sebelumnya cuci bersih biji kopi pilihan, lalu jemur sampai kering.
biji kopi pilihan
Ketiga, barulah mulai proses penggorengan. Panaskan sangan di atas tungku, setelah itu taruh beras jagung yang sudah kering di sangan dan goreng hingga warna kecokelatan. (Menggoreng nggak pakai minyak).
pertama menggoreng beras jagung
Keempat, setelah beras jagung berwarna kecokelatan, masukkan biji kopi dan aduk hingga tercampur. Lalu, goreng hingga matang, sampai warnanya hitam semua dan terdengar bunyi kletek-keletek.
beras jagung agak kecokelatan
biji kopi sudah dicampur
Selanjutnya, angkat sangan dan tuang kopi tadi ke dalam tempeh (wadah yang terbuat dari bambu). Diamkan beberapa jam sampai dingin, setelah itu baru dibawa ke tukang selep untuk menggiling kopi hingga menjadi serbuk kopi halus.
kopi sudah matang siap diselep
Setelah kopi sudah menjadi serbuk halus bisa disimpan di tempat kering dalam wadah tertutup. Kalau mau dijual bisa langsung dikemas dalam plastik sesuai kehendak Agan dan Sista. Bisa dikemas dalam plastik dua ons, dijual dengan harga 2000 per bungkus.
sudah jadi serbuk halus
Karena punya ane hanya buat stok konsumsi sendiri maka hanya ane simpan dalam wadah. Lalu, bisa diseduh kapan pun diinginkan.
sesudah diseduh
Untuk takaran perbandingan antara kopi dan beras jagung sesuai selera. Kalau punya ane beras jagung empat kilo, biji kopi juga empat kilo. Dua kali proses penggorengan. Jadinya lumayan bisa menghemat pengeluaran, meskipun sedikit lelah dan menghabiskan waktu hampir setengah hari.
Comments
comments