Siapa sangka, sebuah jembatan penyeberangan orang (JPO) sederhana dari beton yang menghubungkan dua sisi Jalan Sudirman, DKI Jakarta, bisa diubah menjadi tempat yang ikonik, keren, dan indah dipandang. Itulah JPO Pinisi yang ada di jantung kota Jakarta kawasan Sudirman.
Fungsinya bukan hanya sebagai sekadar tempat menyeberang tapi juga bisa untuk melepas penat atau menikmati pemandangan kota Jakarta. Desainnya yang tergolong megah untuk JPO, dengan beberapa fasilitas tambahan, membuat JPO Pinisi jadi tempat wisata kebanggaan ibu kota Republik Indonesia.
Dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi di kawasan pusat bisnis, JPO ini memang terlihat memukau. Terlebih saat malam hari ketika lampu-lampu yang ditata dengan artistik membuat JPO Pinisi sangat layak jadi obyek foto dan spot foto.
JPO Pinisi memiliki perjalanan yang menarik, mulai dari tempat penyeberangan biasa hingga menjadi seperti sekarang. Fasilitasnya pun sangat lengkap dengan teknologi canggih, di atas JPO pada umumnya. Simak informasi lengkap mengenai JPO Pinisi di artikel ini.
Daftar Isi Tulisan
Desain dan Fasilitas JPO Pinisi Sudirman
Desain JPO Pinisi tampak elegan, fasilitasnya pun lengkap.
Kalau desain JPO pada umumnya hanyalah lurus saja, desain JPO Pinisi sangat unik. Ada dua jembatan yang menghubungkan kedua sisi Jalan Sudirman. Satu jembatan berbentuk lurus, jembatan satu lagi berbentuk melengkung. Kedua jembatan tersebut terhubung dengan jembatan pendek.
Dari atas, dua jembatan tersebut tampak seperti bentuk sebuah kapal pinisi, kapal layar tradisional yang berasal dari Suku Bugis, Sulawesi Selatan. Itulah sebabnya dinamakan JPO Pinisi. Layaknya sebuah kapal pinisi, lantai JPO ini juga memiliki lantai bermotif kayu.
Lantai tersebut dicat dengan warna-warna cerah, yaitu merah dan oranye. Perpaduan warna-warna tersebut membuat JPO Pinisi terlihat mewah dan elegan. Bentuk zigzag dari pagarnya juga membuat JPO terlihat unik. Terlebih saat malam, ketika cahaya lampu memantul di lantai dan sepanjang jembatan.
Selain memiliki desain elegan, JPO Pinisi juga dilengkapi dengan fasilitas yang ‘mewah’. Fasilitas yang jarang dimiliki oleh JPO lain. Berikut fasilitas JPO Pinisi yang mengundang decak kagum.
1. Anjungan Pandang
Di anjungan ini masyarakat bisa menikmati pemandangan dan berfoto dengan latar belakang Kota Jakarta, lengkap dengan jalannya yang sibuk dan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Di sini juga terdapat sensor ukur beban untuk membatasi berat atau beban orang pada anjungan. Kapasitas anjungan ini sekitar 50 orang.
Di anjungan ini juga terdapat semacam prasasti. Di prasasti tersebut terukir nama-nama tenaga kesehatan yang gugur saat pandemi Covid-19 tahun 2020-2021. Ada sekitar 37 nama tertulis di sana, yaitu tenaga medis yang berada di bawah tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.
2. Jalur sepeda
Pengguna sepeda yang cukup banyak di Jakarta juga bisa menyeberang dan menikmati fasilitas JPO Pinisi di daerah Sudirman. JPO ini dilengkapi jembatan sepeda sepanjang 89,7 meter. Jembatan untuk pesepeda ini memiliki desain melengkung.
Tersedia pula parkir sepeda bagi pesepeda yang ingin ke anjungan pandang. Parkir sepeda ini kerap disebut bike lounge. Letaknya di bawah tangga, sisi kiri dan kanan, sebelum ke anjungan.
3. Lift
Terdapat fasilitas lift di kedua sisi JPO Pinisi. Masing-masing lift mampu menampung beban seberat 3.000 kilogram atau 3 ton. Lift ini diperuntukkan bagi para pesepeda, lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.
Sekitar 8-10 sepeda beserta pengendaranya bisa masuk ke dalam lift ini. Sayangnya lift ini tidak beroperasional 24 jam. Waktu operasional lift adalah mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB.
4. Terintegrasi dengan halte Transjakarta
Dari jembatan ini, penyeberang dapat langsung menuju halte Transjakarta Karet. Di sini juga diawasi oleh tiga belas Closed-Circuit Television (CCTV). Dua di antara CCTV tersebut dilengkapi dengan fitur people counting, sehingga jumlah orang yang keluar masuk JPO dapat terpantau.
Proses Pembangunan JPO Pinisi Sudirman
Proses revitalisasi JPO Pinisi hanya memakan waktu beberapa bulan, tak sampai setahun.
JPO Pinisi Karet Sudirman sempat tertunda pengerjaannya akibat pandemi Covid-19. JPO yang merupakan revitalisasi dari JPO yang sudah ada sebelumnya ini masuk ke dalam paket pembiayaan JPO di kawasan Sudirman, bersama dengan tiga JPO lain, yaitu JPO Bundaran Senayan, Gelora Bung Karno, dan Polda Metro Jaya.
Ketiga JPO yang lain telah dibangun sebelum pandemi, yaitu pada tahun 2019. Sedangkan JPO Pinisi baru dibangun pada tahun 2021, tertunda karena pandemi. Proyek JPO Pinisi dikerjakan oleh PT Abadi Prima Intikarya, perusahaan konstruksi yang telah mengerjakan berbagai proyek infrastruktur dan gedung sejak tahun 2010.
Revitalisasi JPO Karet Sudirman harus dilakukan karena terjadi deformasi berlebihan pada struktur gelagar jembatan. Keadaan tersebut membuat jembatan akan terasa bergetar ketika dilewati. Selain itu tangga jembatan juga dianggap terlalu sempit dan curam, sehingga kerap membuat antrean panjang pada pengguna bus Transjakarta.
Pada proses revitalisasi ini struktur jembatan lama diperkuat dan ditambah struktur jembatan baru yang melengkung. Jembatan yang melengkung ini memang untuk memfasilitasi para pesepeda. Itulah sebabnya JPO ini disebut pula JPOS, yaitu Jembatan Penyeberangan Orang dan Sepeda yang pertama di Jakarta.
Selain jalur untuk sepeda, ditambah pula fasilitas lain seperti lift dan anjungan. Proses revitalisasi yang dimulai pada April 2021 tersebut selesai pada tahun yang sama, yaitu Desember 2021. JPO Pinisi diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan.
Cara Menuju JPO Pinisi Sudirman
Berada di lokasi sangat strategis, JPO Pinisi sangat mudah dijangkau.
Letaknya yang sangat strategis, yaitu di kawasan sentral bisnis (CBD) Karet Sudirman, Jakarta, membuat JPO ini sangat mudah dijangkau. Bila menggunakan kendaraan pribadi, tinggal mengarah ke Jalan Sudirman, Kelurahan Karet Tengsin.
Sedangkan bila menggunakan transportasi publik juga tak perlu khawatir. Banyak moda transportasi umum yang melewati Jalan Sudirman, yang berarti pasti melewati JPO Pinisi.
Apalagi JPO Pinisi yang berada di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini sudah terhubung langsung dengan halte Transjakarta Karet Sudirman yang melayani koridor 1 Transjakarta dengan rute rute Blok M-Kota. Sehingga masyarakat tinggal naik bus Transjakarta dan turun di halte tersebut bila ingin menuju JPO Pinisi.
Inilah beberap transportasi umum yang bisa digunakan untuk mencapai JPO Pinisi:
1. Bus Transjakarta
Ada beberapa rute bus Transjakarta yang menuju ke halte Karet Sudirman, yaitu:
- Rute M1 Blok M – Kota
- Rute Shuttle 1 Bundaran Senayan – Bank Indonesia
- Rute 1 Kota – Bundaran Senayan
- Rute 6B Monas – Ragunan via Semanggi
- Rute 13C Puri Beta – Dukuh Atas
- Rute S21 Ciputat – Karet Sudirman
- Rute 4C Tu Gas – Bundaran Senayan
- Rute 1B Stasiun Palmerah – Karet Sudirman
- Rute M7 Harmoni – Kampung Rambutan
2. Mass Rapid Transit (MRT)
Untuk menuju JPO Pinisi menggunakan MRT, Anda bisa naik MRT ke arah Bundaran HI. Lalu turun di Stasiun Bendungan Hilir, keluar melalui pintu B. Dari pintu keluar tersebut Anda tinggal jalan menuju Jalan Sudirman. Jarak dari pintu keluar ke JPO Pinisi sekitar 220 meter.
Commuter line
Bila Anda menggunakan commuter line dari Stasiun Manggarai, cari commuter line arah Tanah Abang, Kampung Bandan, atau Angke. Kalau dari Stasiun Tanah Abang, gunakan commuter line jurusan Manggarai. Lalu berhenti di Stasiun Sudirman/Dukuh Atas. Dari sana, Anda tinggal berjalan kaki sekitar lima menit menuju JPO Pinisi.
Sejarah Sebelum Revitalisasi JPO Pinisi Sudirman
JPO Karet Sudirman sudah berdiri cukup lama sejak tahun 1968.
Jembatan penyeberangan yang sekarang menjadi JPO Pinisi umurnya sudah cukup tua. Pertama dibangun pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, yaitu tahun 1968. Pembangunannya memakan waktu cukup lama sekitar empat tahun, sehingga baru bisa digunakan pada tahun 1972.
Jembatan yang terbuat dari baja ini dibangun untuk menumbuhkan kesadaran pejalan kaki agar tidak menyeberang sembarangan. Terutama di jalur yang ramai kendaraan bermotor, seperti jalan protokol Sudirman.
Lalu pada masa pemerintahan Gubernur Sutiyoso, sekitar tahun 1990, struktur baja jembatan tersebut diganti menggunakan struktur beton. Bersamaan dengan JPO lain yang berada di sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.
Halte TransJakarta di Karet Sudirman yang sebelumnya tidak terhubung dengan JPO, yaitu berada di bawah overpass Karet Sudirman, dipindahkan ke depan Hotel Le Meridien pada tahun 2014 akibat pembangunan MRT fase 1. Dengan begitu JPO Karet Sudirman terhubung dengan halte Transjakarta.
Subscribe, follow Facebook Page Lapakfjbku dan ikuti terus lapakfjbku.com untuk mendapatkan informasi, juga inspirasi terbaru dan setiap hari Anda semakin seru!