Pengertian NJOP Tanah dan NJKP, 3 Perbedaan, dan Cara Hitung

NJOP pasti selalu ada saat Anda hendak menjual atau membeli properti. Pada prinsipnya, NJOP adalah kepanjangan dari Nilai Jual Objek Pajak, sedangkan NJKP adalah Nilai Jual Kena Pajak.

Baik Nilai Jual Kena Pajak dan Nilai Jual Objek Pajak adalah patokan untuk menentukan harga properti.

Jadi, meskipun keduanya memang sepintas terlihat sama, tetapi ada perbedaan mendasar dalam kedua istilah tersebut.

Untuk membantu Anda memahami keduanya lebih lanjut, dalam artikel ini akan membahas tentang:

  • Pengertian NJOP Adalah?
  • Kenapa Beli Rumah Harus dengan Nilai Jual Objek Pajak?
  • Apa Manfaat Nilai Jual Objek Pajak?
  • Cara Menghitung Nilai Jual Objek Pajak/Meter dan Contohnya
  • Kelebihan dan Kekurangan Nilai Jual Objek Pajak
  • NJKP Adalah
  • Cara Menghitung Nilai NJKP
  • Perbedaan NJOP dan NJKP

Informasi-informasi di atas pasti akan sangat membantu Anda memahami lebih jauh tentang dua hal ini. Yuk, langsung saja kita simak artikelnya.

Pengertian NJOP Adalah Nilai Jual Objek Pajak

NJOP Adalah Nilai Jual Objek Pajak
NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli.

NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.

Jika tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti.

Di bidang properti, NJOP adalah nilai yang ditetapkan negara sebagai dasar pengenaan pajak bagi PBB.

Perkembangan sebuah kawasan membuat nilai jual properti meningkat.

Untuk mengantisipasinya, pemerintah melalui menteri keuangan menetapkan pembayaran NJOP adalah setiap tiga tahun sekali.

Namun, di daerah tertentu yang berkembang sangat pesat, mengakibatkan nilai jual naik signifikan, penetapan Nilai Jual Objek Pajak bisa dilakukan setahun sekali.

Penetapan NJOP adalah per meter persegi dan seringkali diasumsikan sebagai harga terendah dari sebuah properti.

BACA JUGA :  Rumah Adat Tongkonan Toraja yang Unik dan Penuh Makna

Biasanya properti yang dijual dengan harga 1,5 hingga dua kali lipat dari harga Nilai Jual Objek Pajak.

Beli Rumah dengan NJOP

Beli Rumah dengan NJOP

Membeli rumah di Indonesia harus dibarengi dengan pembayaran Nilai Jual Objek Pajak.

Hal ini berguna untuk memberi masukan pada negara demi pembangunan ekonomi bersama.

Harga Nilai Jual Objek Pajak setiap rumah tergantung dari besarnya masing-masing properti itu sendiri.

Adapun perkembangan sebuah kawasan membuat nilai jual properti menjadi meningkat.

Semakin tinggi NJOP-nya berarti semakin pesat perkembangan kawasan tersebut.

Apalagi wilayah yang Anda pilih berada di pusat kota Jakarta.

Apa Manfaat NJOP?

Pada dasarnya, NJOP adalah penentuan nilai yang bisa jadi patokan harga properti. (Foto: Unsplash.com)Pada dasarnya, NJOP adalah penentuan nilai yang bisa jadi patokan harga properti. (Foto: Unsplash.com)

Jika Anda melakukan transaksi jual beli rumah, Nilai Jual Objek Pajak adalah hal yang penting untuk dipahami.

Sebab, dengan mengetahui Nilai Jual Objek Pajak, Anda akan mengetahui seberapa besar dana serta pajak yang akan ditanggung dari transaksi jual beli properti/rumah.

Jika kemudian harganya jauh di atas Nilai Jual Objek Pajak, hal ini bisa berarti pemilik tanah menjualnya terlalu mahal.

Pada dasarnya, Nilai Jual Objek Pajak adalah penentuan nilai yang bisa jadi patokan harga properti. Itulah manfaat dari NJOP itu sendiri dalam peraturan pajak properti.

Cara Menghitung NJOP/Meter dan Contohnya

Dasar pengenaan NJOP sebagai nilai yang ditetapkan negara sebagai pengenaan pajak bagi PBB bisa jadi berbeda-beda. (Foto: roadsafetywales.org.uk)

Di bidang properti, NJOP adalah nilai yang ditetapkan negara sebagai dasar pengenaan pajak bagi PBB.

Perkembangan sebuah kawasan membuat nilai jual properti meningkat.

Untuk mengantisipasinya, pemerintah melalui menteri keuangan menetapkan pembayaran NJOP adalah setiap tiga tahun sekali.

Namun, di daerah tertentu yang berkembang sangat pesat, Nilai Jual Objek Pajak bisa ditetapkan setahun sekali diakibatkan oleh nilai jual naik signifikan.

Nilai Jual Objek Pajak ditentukan atas 3 hal yakni:

Objek Pajak Lain

Nilai Jual Objek Pajak dapat diperoleh dengan membandingkan dengan objek pajak lain.

Karenanya, lakukan pengamatan dan penelitian untuk objek pajak lain yang sejenis dan berdekatan untuk mengetahui nilai jualnya.

Penggantian NJOP

Untuk menentukan Nilai Jual Objek Pajak didasari oleh penggantian Nilai Jual Objek Pajak yakni hasil pemasukan atau pendapatan dari objek pajak tersebut.

BACA JUGA :  10 Desain Kamar Tidur Minimalis Tren Terbaru!

Nilai Perolehan Baru

Selanjutnya, penentuan NJOP adalah dengan nilai perolehan baru.

Dalam hal ini, perhitungan biaya didasari oleh transaksi pembelian dan dikurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk menempati objek pajak tersebut secara layak.

Nah, untuk itu ada baiknya Anda mengetahui secara lengkap kondisi bangunan objek pajak yang akan dibeli.

Apabila harus dilakukan renovasi atau perbaikan yang menyebabkan penyusutan, itupun sudah menjadi total biaya yang harus dihitung lagi untuk menentukan Nilai Jual Objek Pajak.

Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan per meter persegi dan seringkali diasumsikan sebagai harga terendah dari sebuah properti.

Biasanya properti yang dijual dengan harga 1,5 hingga 2 kali lipat dari harga NJOP.

Agar lebih mengerti, berikut simulasi penghitungan Nilai Jual Objek Pajak adalah sebagai berikut:

Luas Tanah
168 m2
Luas NJOP Tanah
Rp1.000.000/m2
Total Harga Tanah
Rp168.000.000
Luas Bangunan
64 m2
NJOP Bangunan
Rp2.000.000/m2
Total Harga Bangunan
Rp128.000.000
Nilai Jual Rumah (Bangunan)
Rp296.000.000

Apa Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan NJOP?

Salah satu kelebihan NJOP adalah harganya menyesuaikan wilayah (Foto: Freepik.com)

Nilai Jual Objek Pajak pun memiliki kelebihan dan kekurangan yang uraiannya terdapat pada tabel berikut:

Kelebihan
Kekurangan
Menjadi harga acuan
Tidak membedakan lokasi bangunan
Harganya menyesuaikan wilayah
Harganya tidak berbeda dengan bangunan dengan tipe yang berbeda di sekitarannya
Infrastruktur dan fasilitas semakin baik
Harga tanah semakin melonjak
Nilai persentasenya ditentukan oleh kepala daerah
Nilai persentase selalu naik dari tahun ke tahun

Tips Lapakfjbku.com

Pastikan properti yang dibeli memiliki dokumen yang legal. Jangan lupa untuk mengecek keabsahan dokumen sebelum menandatangani perjanjian jual beli.

NJKP Adalah

NJKP merupakan bagian dari NJOP dan nilai NJKP selalu bergantung pada besarnya nilai NJOP (foto: jateng.tribunnews.com)

Sementara NJKP atau Nilai Jual Kena Pajak (assessment value) adalah besaran nilai jual objek yang akan dimasukan ke dalam perhitungan pajak terutang yang tertuang dalam Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan.

Hal ini berarti, NJKP merupakan bagian dari NJOP dan nilai NJKP selalu bergantung pada besarnya Nilai Jual Objek Pajak.

NJKP bisa berada di angka yang sama dengan nilai jual dan bahkan lebih rendah atau tinggi dari nilai jual.

Besaran NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dari nilai jual dan setinggi-tingginya 100% dari nilai jual.

BACA JUGA :  9 Model Plafon Gypsum Ruang Tamu Hingga Kamar Tidur Terbaru

Berdasarkan KMK Nomor 201/KMK.04/2000, pemerintah sudah menetapkan ketentuan persentase NJKP.

Persentase untuk objek pajak perkebunan, pertambangan, dan kehutanan ditetapkan sebesar 40%. Sedangkan, objek pajak lainnya seperti pedesaan dan perkotaan dapat dilihat terlebih dahulu nilai NJOP-nya.

Cara Menghitung Nilai NJKP

Umumnya, nilai NJKP akan saling berhubungan dengan NJOP yang mana NJKP adalah besaran nilai jual yang nantinya dimasukkan ke dalam hitungan pajak terutang. (Foto: Freepik)

NJKP dalam Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 sebagai berikut:

  1. Objek pajak perumahan, yang wajib pajaknya perseorangan dengan Nilai Jual Objek Pajak atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
  2. Objek pajak perkebunan yang luas lahannya sama atau lebih besar dari 25 Ha (dua puluh lima hektar) yang dimiliki, dikuasai atau dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara, badan usaha swasta, maupun berdasarkan kerjasama operasional antara pemerintah dan swasta.
  3. Objek pajak kehutanan, tetapi tidak termasuk areal blok tebangan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Pemegang Hak Pengusahaan Hutan, Pemegang Hak Pemungutan Hasil Hutan dan Pemegang Izin.

Umumnya, nilai NJKP akan saling berhubungan dengan NJOP yang mana NJKP adalah besaran nilai jual yang nantinya dimasukkan ke dalam hitungan pajak terutang.

Jika Nilai Jual Objek Pajak lebih dari 1 miliar rupiah, maka persentase NJKP-nya adalah 40%, tetapi jika kurang dari 1 miliar maka persentasenya 20%.

NJOP
NJKP
Rp2.000.000.000.
Rp800.000.000
Rp1.000.000.000
Rp400.000.000
Rp800.000.000
Rp160.000.000
Rp400.000.000
Rp80.000.000

Apa Perbedaan NJOP dan NJKP?

NJOP dan NJKP memiliki perbedaan yang sangat mendasar yakni sebagai berikut;

NJOP

Harga rata-rata transaksi jual beli

NJKP

Besaran nilai objek pajak

NJOP

Disesuaikan dengan lokasi dan objek tanah dan bangunan

NJKP

Disesuaikan dengan NJOP

NJOP

Besaran persentasenya berdasarkan surat keputusan kepala daerah

Itulah penjelasan seputar Nilai Jual Objek Pajak dan Nilai Jual Kena Pajak.

Semoga bermanfaat dan cukup membantu Anda saat mau membeli atau menjual rumah nanti.

Subscribe, follow Facebook Page Lapakfjbku dan ikuti terus lapakfjbku.com untuk mendapatkan informasi, juga inspirasi terbaru dan setiap hari Anda semakin seru!


Faisal

Faisal

Faisal Rahman adalah seorang blogger muda yang penuh semangat untuk berbagi ide, gagasan, dan pandangan melalui tulisannya. Ia memulai perjalanan blognya selama masa kuliah dan telah mengembangkan bakatnya dalam menulis konten menarik dan beragam.
https://lapakfjbku.com