Menurut situs Kemenag.go.id jumlah pesantren di Jakarta cukup banyak, yaitu 102 pesantren. Daerah yang paling banyak memiliki pesantren adalah Jakarta Timur, yaitu 45 pesantren. Lalu Jakarta Barat 24 pesantren, Jakarta Selatan 18 pesantren, Jakarta Utara 14 pesantren, dan yang paling sedikit Kepulauan Seribu, 1 pesantren.
Pesantren-pesantren tersebut menerapkan pendidikan yang beragam, ada yang modern, salafiyah, dan yang lainnya. Ada yang menyediakan baik asrama atau tempat untuk mondok, ada pula yang mengizinkan santrinya untuk datang ketika akan belajar saja, atau biasa disebut santri kalong.
Bila pesantren jadi pilihan Anda sebagai tempat untuk menimba ilmu anak-anak Anda, simak rekomendasi pesantren di Jakarta, terbaik, murah, dan berkualitas. Lengkap dengan informasi keunggulan pesantren-pesantren tersebut. Sehingga Anda bisa mempertimbangkan yang mana yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Daftar Isi Tulisan
1. Pondok Pesantren Daarul Rahman
Pesantren yang menggunakan sistem pendidikan terpadu.
Pesantren ini didirikan oleh alumni Pesantren Gontor, yaitu KH Syukran Ma’mun pada tahun 1975. Dengan begitu, pesantren di Jakarta ini termasuk cukup lama. Lokasinya pun telah sempat berpindah, dari awalnya di Kebayoran Baru lalu pindah ke Jagakarsa, masih di daerah Jakarta Selatan.
Sistem pendidikan di pesantren ini menggunakan sistem pendidikan terpadu antara sistem mondern Gontor Ponorogo dengan sistem pesantren salafiah (tradisional). Dengan porsi ilmu agama sebanyak 75 persen berupa pengkajian kitab kuning, dan ilmu umum 25 persen. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Arab dan Inggris.
Para santri juga bisa mengikuti beragam kegiatan ekstrakurikuler, seperti marawis, marching band, kaligrafi, pencak silat, futsal, paskibra, dan sebagainya. Biaya pendaftaran sekitar Rp7 jutaan, termasuk SPP bulan awal, uang pangkal, seragam, sewa lemari, dan buku paket. Sedangkan biaya SPP per bulan sekitar Rp700 ribu.
Alamat: Jl Purwa Raya I, Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2. Pesantren Minhaajurrosyidiin
Pesantren yang diminati santri dalam dan luar negeri.
Pesantren yang berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur ini didirikan oleh para pensiunan TNI dan Polri yang peduli pada peningkatan akhlak dan budi pekerti masyarakat Indonesia yang sesuai ajaran agama Islam. Pesantren ini berdiri tahun 1995 di atas lahan seluas sekitar 4 hektare.
Di lingkungan yang asri ini para santri dan santriwati belajar tafsir Al-Quran dan Al-Hadits dengan metode Sorogan. Para santri tidak saja datang dari wilayah Jakarta atau Indonesia, namun ada yang datang dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Kamboja, Suriname, dan Vietnam. Dengan total jumlah santri sekitar 750 orang.
Ada dua unit pendidikan, yaitu ula’ yang setara SMP dan wustha’ yang setara SMA. Ada pula pelajaran tambahan, yaitu bahasa Inggris, bahasa Arab percakapan, dan Wirausaha. Biaya masuk ke pesantren ini sekitar Rp1,8 juta, lalu biaya kegiatan dan keperluan santri sekitar Rp3,8 juta, dan biaya per bulan sekitar Rp1 juta.
Alamat: Jl SPG VII no. 17, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
3. Pesantren Miftahul Ulum
Pesantren yang memiliki lembaga pendidikan formal dan non-formal.
Pesantren di Jakarta Selatan ini didirikan oleh KH Ishaq Yahya pada tahun 1980. Kini pesantren ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Manaratul Islam. Selain KH Ishaq, pesantren ini juga diasuh oleh KH Abdul Salam Zaini. Biaya masuk ke pesantren ini sekitar Rp11 jutaan dan biaya per bulan Rp900 ribuan.
Awalnya, pesantren ini menerapkan aktivitas belajar sistem sorogan, yaitu duduk melingkar mengelilingi kyai, namun karena jumlah santri semakin banyak maka diubah menjadi sistem klasikal atau kelas, hingga sekarang. Para santri datang tak hanya dari Jakarta, tapi juga Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Pesantren ini memiliki lembaga pendidikan formal mulai dari jenjang Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sedangkan lembaga pendidikan non-formal terdiri dari Madrasah Diniyah Awaliyah, Wustho, dan Ula, lalu Tahfidzul Qur’an, dan Sorongan Kitab.
Alamat: Jl Madrasah no 17, Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
4. Pesantren Al-Musyarrofah An-Nawawiyyah
Berawal dari sebuah pondok kecil menjadi pesantren dengan lembaga pendidikan lengkap.
Siapa sangka, pondok pesantren paling terkenal di Jakarta Selatan ini dulunya hanyalah sebuah pondok kecil yang dibangun oleh seorang santri muda bernama Ahmad Nawawi, lulusan Pondok Pesantren Darussa’adah Bogor. Lalu 20 tahun kemudian KH Ahmad Nawawi mendirikan Pesantren Al-Musyarrofah.
Karena banyak pesantren di beberapa daerah dengan nama serupa, maka pemerintah memberikan instruksi untuk menambah nama sesuai ciri khas masing-masing, hingga nama resmi pesantren ini adalah Al-Musyarrofah An-Nawawiyyah. Berada di bawah Yayasan Al-Musyarrofah An-Nawawi.
Setelah pendidikan formal pertama berdiri, yaitu MTs, lalu mulailah didirikan sekolah lanjutan berupa SMK Plus, sebuah SMK terpadu dengan pelajaran berbasis Aliyah. Kini pesantren ini memiliki jenjang pendidikan mulai dari Taman Pendidikan Al-Qur’an, RA/TK, Sekolah Dasar Islam, MTs, SMK, Madrasah Diniah, Tahfidzul Qur’an.
Alamat: Jl H Mukhtar Raya Gang H, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
5. Pesantren Al-Muhajirin
Pesantren Al-Muhajirin didirikan oleh imam shalat Masjid Istiqlal.
Pesantren ini juga terkenal dengan nama Pesantren Teluk Gong, karena berada di daerah Teluk Gong, Jakarta Utara. Pesantren yang didirikan oleh imam shalat Masjid Istiqlal, KH Abdul Rouf Syahid Hamim, ini banyak dicari karena kualitasnya, sekaligus lokasinya yang berada di tengah kota.
Pesantren ini menerapkan model pendidikan klasik, yaitu pendidikan formal pada pagi hari, kemudian diniyyah atau pelajaran agama Islam pada sore dan malam hari dengan kajian kitab kuning. Model pembelajaran ini mirip dengan model pesantren di daerah Jawa Timur.
Untuk menimba ilmu di pesantren ini, para calon santri harus mengikuti tes seperti tes baca tulis Al-Qur’an, berbagai doa, berhitung, dan pengetahuan umum. Biaya pendaftaran antara Rp2,3 juta – Rp3,9 juta, tergantung gelombang pendaftaran dan jenjang pendidikan. Sedangkan SPP bulanan Rp170 ribu – Rp600 ribu.
Alamat: Jl D7 Jl Teluk Gong Raya no 8, Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
6. Pesantren Putri Al-Kenaniyah
Pesantren di Jakarta Al-Kenaniyah hanya dikhususkan untuk perempuan.
Di tengah kawasan industri, di antara mal-mal dan hiruk pikuk daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdirilah pesantren yang asri. Pesantren ini dibangun dan dikelola keluarga KH Ilyas bin KH Kenan, konglomerat Betawi. Nama Al-Kenaniyah diambil dari nama ulama sekaligus tokoh masyarakat Betawi, yaitu Haji Kenan.
Pesantren ini hanya menerima santri putri, dengan berkiblat pada model pesantren Nahdlatul Ulama (NU), yaitu pendidikan formal dikombinasikan dengan diniyyah dan pengkajian kitab kuning. Di sini juga ada jenjang pendidikan formal yang lengkap, mulai dari MI, MTs, hingga MA yang berbasis kementerian agama.
Pesantren ini memang tidak terlalu banyak menerima pendaftaran santri, meskipun yang mendaftar banyak. Bahkan kadang hanya puluhan santri putri yang diterima per tahunnya. Biaya pendaftaran ke pesantren ini sekitar Rp5,5 juta, sedangkan biaya per bulannya sekitar Rp770 ribu.
Alamat: Jl Pulo Nangka Barat I/14, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
7. Pesantren Asshiddiqiyah
Pesantren Asshiddiqiyah di Jakarta memiliki jenjang pendidikan dengan akreditasi A.
Pesantren yang didirikan oleh Dr. KH Noer Iskandar pada tahun 1985 terkenal sebagai tariqat tasawuf. Hingga saat ini, pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 11 pesantren yang tersebar di beberapa daerah, bukan hanya di Pulau Jawa tapi juga hingga Sumatera, seperti Sumatera Selatan dan Lampung.
Ada beberapa jenjang pendidikan yang dimiliki pesantren ini, mulai dari MD hingga MA yang telah memiliki akreditasi A. Selain itu ada pula pendidikan setara SMK dengan beberapa pilihan jurusan yang kekinian, seperti multimedia, bisnis, dan manajemen. Namun tetap mengajarkan kitab Salaf atau kitab kuning.
Untuk menempuh pendidikan di pesantren ini calon santri perlu mengikuti tes, seperti baca tulis Al-Qur’an, pengetahuan agama, pengetahuan umum. Lalu membayar uang pendaftaran sebesar Rp9,5 juta. Ada pula biaya seragam putri sebesar Rp570 ribu dan seragam putra Rp290 ribu. Sedangkan SPP per bulan adalah Rp1,18 juta.
Alamat: Jl Panjang no 6C, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
8. Pesantren Putra Aminah Boarding School
Pesantren khusus laki-laki di Jakarta Timur.
Usianya memang masih terbilang muda, baru berdiri pada tahun 2015. Namun pesantren ini sudah diakui kualitasnya. Terbukti dengan akreditasi A yang diraih pesantren ini. Para pengajarnya pun kebanyakan merupakan alumni Timur Tengah dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).
Sayangnya pesantren ini hanya menerima santri putra, atau mengkhususkan diri pada santri laki-laki. Di sini para santri dididik agar mampu membaca kitab salaf dan membaca dan menghafal Al-Qur’an sesuai kaidah yang benar. Pendidikan dikonsentrasikan pada pemahaman ahlus sunnah wal jama’ah.
Kurikulum di pesantren ini menggunakan kurikulum pesantren dan Departemen Agama, di mana ditekankan pada penggunaan bahasa Arab dan Inggris. Juga diajarkan mata pelajaran MIPA dan sosial. Biaya masuk ke pesantren ini sekitar Rp18,25 juta. Sedangkan biaya per bulan sekitar Rp2,2 juta.
Alamat: Jl Usaha 21C, Cawang, Jakarta Timur.
9. Pesantren Luhur Al-Tsaqafah
Pesantren di Jakarta yang menyediakan beasiswa.
Pesantren Luhur Altsaqafah berada di bawah naungan Yayasan Said Aqil Siroj,dan mulai beroperasi tahun 2013. Tsaqafah sendiri berarti ilmu pengetahuan, sehingga lembaga pendidikan ini diharapkan dapat menjadi manaratul ‘ilmi wal ma’rifah atau mercusuar ilmu pengetahuan dan markazul buhuts atau pusat penelitian.
Pesantren yang berdiri di atas lahan seluas 8.000 meter persegi di Jagakarsa, Jakarta Selatan ini menyediakan pendidikan MTs dan MA atau setara SMP dan SMA. Keduanya telah mendapat akreditasi A. Sistem pembelajaran di pesantren ini adalah terintegrasi, antara mata pelajaran formal (nasional) dan pesantren (keagamaan).
Pesantren ini juga menyediakan program beasiswa untuk santri yang menempati ranking 1-3 di kelasnya. Namun bila prestasi turun, beasiswa tersebut akan terlepas. Biaya masuk sekitar Rp7,5 juta, sudah termasuk biaya penunjang pendidikan, seragam, buku dan kitab, kesiswaan. Sedangkan biaya per bulan Rp 1 juta.
Alamat: Jl Mohammad Kahfi No 22, Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
10. Pesantren Al-Hamid
Salah satu pesantren di jakarta Timur.
Walaupun baru berdiri tahun 2002, pesantren ini cukup terkenal di daerah Cipayung, Jakarta Timur. Dibangun oleh H. Hamid, pengusaha swasta, atas prakarsa dari KH Chamim Jazuly atau kerap dipanggil Gus Miek, seorang ulama kharismatik pendiri Pesantren Al Falah Ploso, salah satu pondok pesantren salafiyah terbaik di Kediri.
Karena itulah kurikulum di pesantren ini mengadopsi proses pendidikan di Pondok Pesantren Al Falah Ploso. Namun kurikulum tersebut digabungkan dengan kurikulum nasional. Dengan begitu diharapkan para santri mendapatkan pendidikan yang seimbang. Para pengajar pun merupakan lulusan S1 atau S2.
Yang unik, seluruh santri baik putra maupun putri diwajibkan memakai sarung sebagai seragam mereka. Santri putra mengenakan sarung, jas, dan peci, sedangkan santri putri mengenakan sarung dengan blus putih dan kerudung. Biaya masuk sekitar Rp9 juta, sedangkan biaya per bulan sekitar Rp1,5 juta.
Alamat: Jl Cilangkap Baru no 1, Cipayung, Jakarta Timur.
Subscribe, follow Facebook Page Lapakfjbku dan ikuti terus lapakfjbku.com untuk mendapatkan informasi, juga inspirasi terbaru dan setiap hari Anda semakin seru!