Bali, disebut juga sebagai “Pulau Dewata” karena kaya akan budayanya. Bali tentunya memiliki banyak upacara keagamaan tetapi ada upacara yang tidak diketahui oleh banyak orang dan selalu diadakan setiap Sabtu Kliwon adalah Upacara Tumpek. Tumpek menandakan pertemuan dari Sabtu Kliwon berdasarkan sistem kalender Pawukon Bali.
Daftar Isi Tulisan
6 Upacara Tumpek di Bali Yang Perlu Kamu Tahu
Ada enam Upacara Tumpek di Bali berikut penjelasannya:
1. Tumpek Landep
Dahulu, Tumpek Landep merupakan upacara ritual yang dikhususkan untuk senjata suci seperti Keris dan Pedang.
Namun saat ini, Tumpek Landep adalah hari upacara untuk semua objek yang terbuat dari logam atau besi dan benda lainnya yang membawa dampak positif bagi aktivitas kehidupan sehari-hari manusia seperti kendaraan, perangkat elektronik, mesin dan lain-lain.
Upacara ini juga mengingatkan umat Hindu untuk mempertajam pikiran sehingga dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan dengan kebaikan, kebenaran dan apa yang benar.
2. Tumpek Unduh
Dikenal juga sebagai Tumpek Wariga, Tumpek Pengatag atau Tumpek Bubuh, adalah upacara yang diadakan di setiap perkebunan dan pertanian yang ada di seluruh Bali.
Tujuan upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan untuk tanaman subur, berkembang baik dan berlimpahnya produksi bunga atau buah.
Keunikan upacara ini adalah umat Hindu Bali akan memberikan instruksi dan menyayat pohon selama tiga kali untuk membangunkan dan meminta pohon untuk menghasilkan buah yang bagus dan bisa dijadikan persembahan pada upacara Galungan
3. Tumpek Kuningan
Upacara ini diadakan 10 hari setelah perayaan Galungan. Ini merupakan salah satu upacara besar yang dianggap sangat sakral oleh umat Hindu Bali. Tumpek Kuningan adalah hari ketika Dewa Pitara kembali ke bumi untuk melimpahkan jasmani dan rohani kemanusiaan dan memberkati semua makhluk di alam semesta ini.
4. Tumpek Klurut
Satu bulan setelah Tumpek Kuningan, umat Hindu Bali merayakan Tumpek Klurut. Ini adalah hari khusus untuk memberi penghormatan kepada alat musik, topeng, kostum tari dan gamelan perunggu yang digunakan dalam beberapa upacara keagamaan.
Persembahan diletakkan di depan gong besar, dibacakan doa, dan dipercik dengan air suci pada alat-alat tersebut. Tumpek Klurut juga berfungsi sebagai sebuah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Iswara.
5. Tumpek Kandang
Dikenal juga sebagai Tumpek Uye, adalah hari ketika umat Hindu Bali membuat persembahan kepada hewan sebagai bagian penting dari ekosistem pendukung kehidupan seperti sapi, babi, dan kerbau.
Hewan-hewan tersebut dimandikan, diberi makan dan mengenakan kain seremonial. Upacara ini diwujudkan dengan ungkapan rasa syukur untuk semua hewan, terutama sapi.
Pada upacara Tumpek Kandang, umat Hindu membuat ritual untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa sebagai Siwa atau Pasupati, yang mempertahankan semua makhluk yang ada di semesta.
6. Tumpek Wayang
Tumpek Wayang adalah upacara terakhir dalam enam urutan yang ada dalam siklus Kalender Pawukon Bali. Pada kesempatan ini, seperangkat persembahan khusus disajikan untuk Sang Hyang Iswara, Dewa bagi para dalang.
Tumpek Wayang adalah hari yang paling penting bagi pemilik wayang kulit dan dalang ketika mereka memberikan penghormatan khusus kepada wayang milik mereka.
Wayang-wayang tersebut diambil dari kotak yang disebut “Keropak” dan diletakkan dengan posisi seakan-akan sedang mengadakan pertunjukan dan diberkati oleh pemiliknya. Seorang dalang wayang akan mengeluarkan semua wayang dari kotak penyimpanan dan mengatur semuanya untuk menerima persembahan.