Museum di Jakarta ada banyak jumlah dan ragamnya. Mulai dari yang mengoleksi peninggalan purbakala, benda-benda seni, prasasti, hingga yang menyajikan seni kontemporer. Tidak sulit untuk mengunjungi museum-museum di Jakarta.
Selain letaknya yang cukup strategis, akses transportasi umum yang bisa mengantarkan Anda sampai ke tujuan pun relatif banyak dan mudah. Anda sudah punya rencana untuk mengunjungi museum di Jakarta? Berikut kami pilihkan 10 museum di Jakarta yang patut masuk agenda liburan Anda.
Daftar Isi Tulisan
1. Museum Nasional
Adanya patung gajah di depan museum membuat Museum Nasional Indonesia dikenal juga dengan sebutan Museum Gajah.
Warga Jakarta tentunya sudah tidak asing lagi dengan museum yang satu ini.
Ya, Museum Nasional Indonesia merupakan salah satu museum di Jakarta yang cukup terkenal dan banyak direkomendasikan.
Museum Nasional Indonesia dikenal juga dengan nama Museum Gajah karena terdapat patung gajah di halaman depan gedung museum.
Museum di Jakarta ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Museum Nasional Indonesia mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Indonesia, semisal arca-arca kuno, prasasti, barang-barang kerajinan, dan lain-lain.
Menurut website resmi museum ini, terdapat sekitar 140.000 benda kuno yang berhasil dikoleksi.
Tak heran jika museum di Jakarta yang satu ini disebut sebagai museum terlengkap di Indonesia.
Selain melihat-lihat benda-benda kuno dari zaman prasejarah, Museum Nasional Indonesia juga menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi, seperti belajar tari nasional, membatik, pertunjukan teater, bermain gamelan, dan layanan English Tour (memandu pengunjung dengan bahasa asing).
Museum Nasional Indonesia boleh dibilang berlokasi sangat strategis, berdekatan dengan Monas dan Istana Negara.
Jika ingin mengunjungi museum di Jakarta ini dengan kendaraan umum, sangat mudah.
Transportasi publik menuju Museum Nasional Indonesia
Stasiun terdekat dari museum ini, antara lain, Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Tanah Abang.
Dari stasiun, Anda bisa lanjutkan dengan berjalan kaki atau menumpang ojek online. Museum Nasional Indonesia dilewati oleh koridor 1 (Blok M-Kota).
Anda turun di Halte Monas lalu cukup berjalan kaki untuk sampai di lokasi.
Jika memilih naik MRT, Anda bisa turun di Stasiun Bundaran HI, kemudian lanjut dengan Transjakarta arah Kota dan turun di Halte Monas.
Alamat: Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Setiap hari, Pukul 08.00-16.00 WIB
Harga Tiket Masuk:
- Dewasa Rp15 ribu
- Anak-anak Rp7.500
- Turis Mancanegara Rp25 ribu
- Imersif Rp35 ribu
2. Museum MACAN di Jakarta
Pertunjukan seni instalasi selalu dinanti para pengunjung Museum MACAN agar bisa mendapatkan foto yang super keren.
Dengan tampilan yang beda dari museum pada umumnya, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) ini merupakan salah satu museum di Jakarta yang masuk rekomendasi.
Mulai dari lokasinya yang berada di gedung pencakar langit modern hingga koleksi seninya, Museum MACAN memiliki keunikan tersendiri Mengusung tema seni kontemporer, Museum MACAN memiliki berbagai koleksi dari dalam dan luar negeri yang menyihir setiap pengunjung yang datang.
Keindahan seni yang ditampilkan oleh museum MACAN antara lain lukisan, foto, pertunjukan, dan seni intalasi.
Banyak spot keren di Museum MACAN yang bisa menjadi “obat” pengusir rasa penat. Anda bebas menikmati atau berpose di setiap sudutnya yan unik.
Dijamin Anda bakal merasa lebih fresh! Akses menuju Museum MACAN cukup mudah dijangkau dengan transportasi umum.
Bagi Anda yang hendak mengunjungi museum di Jakarta ini dengan kereta Commuter Line, turun saja di Stasiun Kebayoran.
Keluar dari Stasiun Kebayoran, jalan kaki 4 menit menuju halte Pasar Kebayoran Lama, lanjut dengan naik bus Transjakarta koridor 8 (Lebak Bulus-Pasar Baru).
Turun di halte Kebon Jeruk, lalu naik angkot merah KWK B03 menuju Museum MACAN.
Sementara itu, jika ingin menumpang bus Transjakarta, ambil jurusan terminal Blok M.
Dari situ, lanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta koridor 8 menuju Kebon Jeruk, kemudian sambung dengan angkot KWK B03 menuju Museum MACAN.
Alamat: AKR Tower Jl. Perjuangan No.5, Kec. Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Selasa-Minggu, Pukul 10.00-16.00 WIB
Harga Tiket Masuk:
- Dewasa : Rp100 ribu
- Pelajar/Mahasiswa/Lansia : Rp90 ribu
- Usia 3-12 tahun : Rp80 ribu
- Di bawah 3 tahun : Gratis
3. Museum Taman Prasasti Jakarta
Berbagai macam koleksi nisan, patung, prasasti, bahkan ciri khas makam di Indonesia ada di museum ini.
Museum Taman Prasasti, salah satu museum di Jakarta yang tergolong unik dengan mengusung konsep outdoor.
Museum yang termasuk ke dalam cagar budaya ini merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda dan diresmikan sebagai museum pada tahun 1977 oleh Gubernur Ali Sadikin.
Museum ini dulunya adalah makam modern yang terbilang mewah.
Karena hanya petinggi-petinggi Belanda dan orang terkenal saja yang dimakamkan di tempat ini.
Jika berkunjung ke museum ini, Anda dapat melihat berbagai koleksi patung, nisan, prasasti, dan miniature makam khas dari seluruh provinsi di Indonesia.
Museum Taman Prasasti memiliki desain khas negeri Belanda atau Eropa pada umumnya.
Pada saat memasuki museum, Anda akan disambut dengan pintu gerbang bergaya arsitektur Yunani yang terkenal dengan tiang-tiang besarnya.
Hiasan patung yang kebanyakan berbentuk malaikat penjaga dan wanita berpakai Eropa juga akan Anda temui di sini Anda akan menjumpai nisan yang memiliki nama, waktu kelahiran, dan waktu kematian.
Pada batu nisan biasanya terdapat kata-kata mutiara yang mengingatkan akan jasad tersebut.
Namun, keberadaan nisan dan prasasti di sini hanyalah penanda dan pengingat saja sebab jenazah aslinya sudah dipindah ke tempat pemakaman lain atau dikembalikan ke negara asalnya.
Tak hanya nisan dan patung, Museum Taman Prasasti juga mengoleksi beberapa benda bersejarah, seperti peti jenazah milik Sang Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Selain itu, terdapat kereta kayu berbentuk klasik dengan kaca transparan yang digunakan untuk membawa jenazah ke makam ini.
Pada bagian depan museum di Jakarta yang satu ini, Anda dapat melihat meriam dikenal dengan julukan “Si Jaguar”. Bentuk meriam ini cukup unik dan terkesan mistis.
Tak hanya itu, meriam “si Jaguar” pun menyimpan kisah sejarah. Selain dengan kendaraan pribadi, untuk tiba di Museum Taman Prasasti juga bisa menumpang kendaraan umum.
Jika menggunakan KRL (Commuter Line), Anda turun di Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota, perjalanan dilanjutkan dengan naik Transjakarta dari Halte Kota yang berada persis di sebelah stasiun.
Museum ini dilewati Bus Transjakarta koridor 1 (Blok M-Kota). Anda bisa turun di Halte Harmoni.
Dari sini, Anda menuju Jalan Majapahit dan berjalan sekitar 500 meter hingga bertemu pertigaan.
Belok ke arah Jalan Tanah Abang sampai menemukan simpang tiga.
Belok kiri ke Jalan Tanah Abang I dan berjalan sekitar 200 meter dan Anda akan tiba di Museum Taman Prasasti.
Alamat: Jl. Tanah Abang I No.1, Petojo Selatan, Kec. Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Selasa-Minggu, Pukul 09.00-15.00 WIB
Harga Tiket Masuk: Harga tiket: Rp5 ribu per orang
4. Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah)
Museum di Jakarta yang satu ini menempati gedung pemerintahan zaman kolonial Belanda yang cukup luas.
Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah salah satu museum di Jakarta yang sudah dikenal luas.
Bangunan ini dahulu merupakan Balai Kota Batavia yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn.
Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Museum Fatahillah diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tanggal 30 Maret 1974.
Koleksi-koleksi di Museum Sejarah Jakarta mayoritas peninggalan-peninggalan masyarakat Belanda yang bermukim di Batavia sejak awal abad XVI, seperti mebel, perabot rumah tangga, senjata, keramik, peta, serta buku-buku.
Seiring berjalannya waktu, koleksi museum bertambah, seperti replika perjalanan sejarah Kota Jakarta dari masa Batavia, replika peninggalan masa kerajaan Tarumanegara dan Padjajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta dan berbagai batu prasasti.
Tidak kurang dari 23.500 koleksi barang baik dalam bentuk benda asli maupun replika yang bisa Anda lihat di sana.
Selain benda-benda koleksi, terdapat fasilitas yang bisa Anda nikmati selama berkunjung di Museum Fatahillah. Fasilitas tersebut, antara lain:
Perpustakaan
Perpustakaan Museum Fatahillah mengoleksi buku tentang Batavia dan Jakarta. Koleksinya mencapai 1.200 judul buku.
Ruang Sinema
Di ruang sinema, Anda dan wisatawan lain akan menonton film-film dokumenter dari zaman Batavia. Silakan cek jadwal sinema jika Anda tertarik untuk menonton.
Ruang Pameran
Ruang pameran di museum ini memiliki daya tampung kurang lebih 150 orang.
Taman
Museum Fatahillah dilengkapi taman dengan luas sekitar 1.000 meter. Di sini, Anda bisa duduk santai sambil menikmati kondisi sekeliling taman.
Toko Suvenir
Toko suvenir di sini menyediakan buah tangan khas Jakarta, seperti gantungan kunci, patung dan lainnya.
Letak museum di Jakarta yang satu ini sangat strategis. Untuk lebih nyaman, Anda disarankan menumpang kendaraan umum, seperti kereta Commuter Line atau bus Transjakarta.
Transportasi publik menuju kawasan Kota Tua Jakarta
Anda yang terhubung dengan jalur Commuter Line, sangat praktis jika ke Museum Fatahillah menggunakan transportasi ini.
Tinggal turun di Stasiun Kota, lalu berjalan kaki menyeberangi jalan untuk sampai di Taman Fatahillah.
Jika ingin menumpang bus Transjakarta, Anda turun di Halte Kota Tua lalu tinggal berjalan kaki menuju Taman Fatahillah.
Ada beberapa pilihan rute bus Transjakarta:
- 01 (Blok M-Kota)
- 4M (Pulo Gadung-Kota)
- 5K (Kampung Melayu-Kota)
- 12A (Dermaga Kali Adem-Kota)
- 12E (History of Jakarta Explorer)
Alamat: Jl. Taman Fatahillah No. 1, Kec. Tamansari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Selasa-Minggu, Pukul 09.00-15.00 WIB
Harga Tiket Masuk:
- Taman Fatahillah tidak dipungut biaya (gratis)
- Museum Fatahillah:
- Dewasa Rp5 ribu
- Pelajar Rp2 ribu
5. Museum Wayang
Mengenal berbagai macam bentuk wayang dan atribut yang melekat di Museum Wayang.
Museum Wayang merupakan salah satu museum di Jakarta yang cukup populer.
Letak museum ini masih di seputaran kawasan Kota Tua Jakarta.
Segala sesuatu tentang wayang, mulai dari sejarah, jenis, hingga edukasinya ada di museum ini.
Di Museum Wayang, Anda tidak hanya melihat karya seni perwayangan, tapi juga bisa menyaksikan pergelaran Wayang yang dipandu oleh dalang profesional.
Pertunjukan wayang biasanya diadakan pada hari Minggu mulai jam 10.00 WIB. Ada lebih dari 4.000 wayang yang terkoleksi di Museum Wayang.
Koleksi tersebut terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.
Bukan asal Indonesia saja wayang yang tersedia di museum, namun juga yang berasal dari negara-negara lain.
Di lantai dasar, Anda akan menjumpai jenis wayang asal Indonesia, misalnya Wayang Orang dan Ondel-Ondel.
Sementara di lantai dua, Anda bisa menyaksikan boneka tradisional dari berbagai negara seperti boneka dari Inggris, boneka Rusia, boneka pasangan Polski, boneka Thailand, dan lain-lain.
Seperti dilansir dari situs resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, museum di Jakarta yang satu ini awalnya adalah gedung gereja yang didirikan oleh kelompok kolonial Belanda VOC pada tahun 1640.
Pada tahun 1912, gedung ini beralih fungsi menjadi gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co dan pada 14 Agustus 1936 ditetapkan menjadi monumen.
Gedung ini pernah dijadikan museum dengan nama “de oude Bataviasche Museum” atau museum Batavia Lama pada tahun 1937.
Selanjutnya diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama pada tahun 1957.
Museum Wayang sendiri diresmikan pada 13 Agustus 1975 oleh Gubernur Ali Sadikin kala itu.
Sisa-sisa bagian gereja masih tetap dipertahankan meski sudah mengalami renovasi.
Letak museum di Jakarta yang satu ini sangat strategis.
Untuk lebih nyaman, Anda disarankan menumpang kendaraan umum, seperti kereta Commuter Line atau bus Transjakarta.
Transportasi publik menuju Museum Wayang
Anda yang terhubung dengan jalur Commuter Line, sangat praktis jika ke Museum Fatahillah menggunakan transportasi ini.
Tinggal turun di Stasiun Kota, lalu berjalan kaki menyeberangi jalan untuk sampai di Taman Fatahillah.
Jika ingin menumpang bus Transjakarta, Anda turun di Halte Kota Tua lalu tinggal berjalan kaki menuju Taman Fatahillah.
Ada beberapa pilihan rute bus Transjakarta:
- 01 (Blok M-Kota)
- 4M (Pulo Gadung-Kota)
- 5K (Kampung Melayu-Kota)
- 12A (Dermaga Kali Adem-Kota)
- 12E (History of Jakarta Explorer)
Alamat : Jl. Pintu Besar Utara No.27 Pinangsia, Kota Tua, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Buka : Selasa-Minggu, Pukul 09.00-15.00 WIB
Harga Tiket Masuk :
- Dewasa Rp5 ribu
- Pelajar Rp3 ribu
- Anak-anak Rp2 ribu
6. Museum Tekstil Jakarta
Selain koleksi kain dan batik, ada juga peralatan untuk produksi tekstil dan workshop di Museum Tekstil.
Kali ini, kami ajak Anda ke museum di Jakarta bernama Museum Tekstil.
Dari namanya, Anda sudah bisa menebak kalau museum ini pasti berkaitan dengan produk tekstil, seperti kain, batik, dan lain sebagainya.
Kita ulas dulu dari sejarah berdirinya museum ini, yuk! Seperti kebanyakan museum di di Jakarta, Museum Tekstil menempati bangunan lama yang memiliki gaya arsitektur Eropa.
Letaknya yang berdekatan dengan Pasar Tanah Abang membuat suasana di sekitar museum terasa ramai.
Gedung Museum Tekstil awalnya merupakan rumah pribadi seorang warga negara Perancis yang dibangun pada abad ke-19.
Rumah tersebut kemudian dibeli oleh seorang konsulat Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri yang menetap di Indonesia.
Pada tahun 1942, rumah dijual lagi kepada Dr. Karel Christian Cruq.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin.
Pada tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial dan pada tanggal 25 Oktober 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal 28 Juni 1976 diresmikan penggunaannya sebagai Museum Tekstil oleh Ibu Tien Soeharto.
Koleksi-koleksi yang tersimpan di Museum Tekstil cukup beragam, semisal kain tenun dan batik.
Kain-kain yang dipamerkan antara lain batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura, dan Riau.
Selain kain, museum ini juga memiliki koleksi peralatan, seperti alat tenun tradisional.
Tak hanya melihat berbagai koleksi kain dari Nusantara, di sini Anda bisa ikut belajar atau workshop membatik, lho!
Kegiatan yang diselenggarakan, di antaranya belajar teknik mencanting menggunakan lilin yang dipanaskan pada kain berpola.
Kemudian kain akan melalui proses pewarnaan dan peluruhan lilin atau disebut dengan melorot.
Museum di Jakarta yang satu ini turut memamerkan berbagai tanaman bahan pewarna untuk kain batik.
Tanaman-tanaman ini tumbuh subur di taman seluas 2.000 meter persegi yang dinamakan Taman Pewarna Alam.
Untuk bisa sampai ke Museum Tekstil, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi dan sangat disarankan untuk memanfaatkan transportasi umum, seperti KRL, Transjakarta, dan MRT.
Jika menggunakan KRL (Commuter Line), Anda turun di Stasiun Tanah Abang.
Jarak dari Stasiun Tanah Abang ke Museum Tekstil hanya sekitar 550 meter yang bisa ditempuh dengan cukup berjalan kaki. Museum Tekstil bisa dicapai juga dengan Transjakarta:
- Koridor 3F (Kalideres-GBK)
- Koridor 9A (PGC2-Pluit)
- Koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit)
- Koridor 9K (Kampung Rambutan-Pluit)
- Koridor 10H (Blok M-Tanjung Priok)
Dari semua koridor tersebut, Anda turun di Halte Slipi Petamburan. Dari halte ini menuju Museum Tekstil berjarak sekitar 2,1 km yang bisa Anda tempuh dengan menumpang ojek online.
Alamat: Jl. K.S. Tubun No.2-4, Kota Bambu Sel., Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Selasa-Minggu Pukul 09:00-15:00 WIB
Harga Tiket Masuk: Harga tiket: Rp5 ribu per orang
7. Museum of Jakarta
MoJA, museum kekinian dengan beragam aktivitas untuk berekspresi.
Ingin ke Museum di Jakarta yang tidak biasa lainnya? Arahkan tujuan Anda menuju Museum of Jakarta (MoJA).
Ya, museum tidak selalu terkesan kuno dan menyajikan koleksi benda sejarah. Di MoJA, justru tersaji ornamen dan koleksi seni kekinian.
Perpaduan karya seni di MoJA menjadikannya tempat favorit bagi generasi milenial yang hobi membuat konten untuk akun media sosialnya.
Ya, tujuan utama museum di Jakarta yang satu ini memang sebagai wahana untuk mengekspresikan diri.
Tidak kurang dari 14 spot menawan dengan berbagai konsep bisa Anda temui di MoJA.
Warna-warni ornamen yang menghias tiap ruangan akan menambah keceriaan ketika berada di sini.
Serunya lagi, Anda bisa mengenakan sepatu roda atau sepatu biasa.
MoJA berlokasi di GBK Senayan yang membuat aksesnya sangat mudah dijangkau dari manapun.
Selain kendaraan pribadi, tentu menumpang bus Transjakarta dan MRT menjadi pilihan yang seru tanpa harus pusing memikirkan parkir kendaraan.
Jika memilih naik bus Transjakarta, pilih yang terintegrasi dengan koridor 1 (Blok M-Kota).
Anda bisa turun di tiga halte, yakni Halte Polda Metro Jaya, Halte GBK, dan Halte Bundaran Senayan.
Dari ketiga halte tersebut, Anda tinggal jalan kaki menuju Kompleks GBK.
Sementara apabila menggunakan MRT, Anda bisa turun di Stasiun Senayan, lalu jalan kaki menuju kompleks GBK. Mudah kan?
Alamat: Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno Jl. Gerbang Pemuda No.1, Kec. Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Setiap hari, Pukul 11.00-19.30 WIB
Harga Tiket Masuk:
Harga Tiket Masuk Moja Museum Jakarta | ||
Jenis Tiket | Senin-Jumat | Sabtu-Minggu & Musim Liburan |
Tiket Masuk Roja By Moja Per 2,5 Jam | Rp125.000 | Rp135.000 |
Tiket Masuk MoPaint | Rp125.000 | Rp135.000 |
Tiket Masuk Golf By Moja | Rp125.000 | Rp135.000 |
8. Museum Bank Indonesia
Di sini, tersimpan banyak kisah yang berkaitan dengan perjalanan perbankan di Indonesia.
Museum Bank Indonesia (BI) adalah sebuah museum di Jakarta yang menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota.
Gedung ini merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang dibangun pertama kali pada tahun 1828.
Museum ini menyajikan informasi mengenai peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953.
Bentuk penyajian di museum ini dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan para pengunjung.
Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.
Di dalam museum, Anda bisa menikmati pameran yang disediakan, antara lain:
- Metamorfosis logo Bank Indonesia.
- Ruang emas moneter.
- Ruang numismatik.
- Immersive cinema.
Ragam fasilitas yang akan memberikan pengalaman terbaik dalam menikmati sajian museum didukung dengan:
- Ruang auditorium
- Ruang serbaguna
- Ruang pameran temporer
- Masjid
- Area parkir yang luas
- Toilet
- Penitipan barang
Selain itu, Museum Bank Indonesia juga menyajikan virtual tour 360 yang dapat diikuti siapa saja dan di mana saja yang diunggah dalam kanal Youtube Museum Bank Indonesia.
Letak museum di Jakarta yang satu ini sangat strategis.
Untuk lebih nyaman, Anda disarankan menumpang kendaraan umum, seperti kereta Commuter Line atau bus Transjakarta.
Transportasi publik menuju Museum Bank Indonesia
Anda yang terhubung dengan jalur Commuter Line, sangat praktis jika ke Museum Bank Indonesia menggunakan transportasi ini.
Tinggal turun di Stasiun Kota, lalu berjalan kaki menyeberangi jalan.
Jika ingin menumpang bus Transjakarta, Anda turun di Halte Kota Tua lalu tinggal berjalan kaki menuju Museum Bank Indonesia.
Ada beberapa pilihan rute bus Transjakarta:
- 01 (Blok M-Kota)
- 4M (Pulo Gadung-Kota)
- 5K (Kampung Melayu-Kota)
- 12A (Dermaga Kali Adem-Kota)
- 12E (History of Jakarta Explorer)
Alamat: Jl. Pintu Besar Utara No.3, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Selasa-Minggu Pukul 08.00-15.30 WIB
Harga Tiket Masuk:
- Umum Rp5 ribu
- Gratis dengan menunjukkan kartu pelajar atau kartu mahasiswa
- Gratis untuk anak-anak usia di bawah 3 tahun
9. Museum Layang Layang Indonesia
Selain melihat koleksi layang-layang, terdapat kegiatan seru di Museum Layang-layang Indonesia.
Tiap disebut layang-layang, anggapan kita membayangkan sebuah mainan, bukan?
Ya betul, tapi ternyata layang-layang bukan sekadar mainan biasa, ia bisa menjadi benda koleksi dan disimpan dalam sebuah museum.
Museum Layang Layang merupakan salah satu museum di Jakarta yang cukup unik dan berbeda dari museum kebanyakan.
Didirikan pada tahun 2003, museum layang-layang pertama di Indonesia ini menjadi wisata edukasi yang cukup banyak diminati, terutama oleh kalangan anak-anak.
Museum Layang Layang berdiri di atas lahan seluas 2.750 meter persegi.
Suasana di dalam museum ini terasa asri karena dipenuhi pepohonan dan ornamen khas Jawa dan Bali.
Museum ini memiliki ratusan koleksi layang-layang dari seluruh Tanah Air dan juga mancanegara.
Di samping melihat berbagai macam bentuk layang-layang dengan ragam keunikannya, Anda juga bisa mengikut kegiatan membuat dan melukis layang-layang.
Kegiatan seru ini sangat mendidik, terutama bagi anak-anak, sekaligus memperkenalkan salah satu budaya bangsa.
Jika ingin menuju museum di Jakarta yang satu ini dengan kendaraan umum, Anda bisa menumpang bus Transjakarta 1E kemudian turun di halte Jl. Pinang Raya.
Dari pemberhentian bus ini tinggal jalan kaki sejauh kira-kira 400 meter menuju Museum Layang Layang.
Kalau ingin menumpang MRT, Anda bisa turun di Stasiun Fatmawati. Dari stasiun ini bisa order ojek online karena jarak ke Museum Layang Layang sekitar 3,5 km.
Alamat: Jl. H. Kamang No.38, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Jam Operasional: Setiap hari, Pukul 09.00-16.00 WIB
Harga Tiket Masuk:
- Dewasa Rp25 ribu
- Anak-anak Rp20 ribu
10. Museum Satria Mandala
Sejarah tentang Tentara Nasional Indonesia terekam di museum ini.
Museum Satria Mandala merupakan salah satu museum di Jakarta yang memamerkan koleksi terkait kegiatan Tentara Nasional Indonesia.
Di sini, pengunjung dapat melihat banyak sekali peralatan perang masa lalu. Selain itu, pengunjung juga dapat belajar mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Museum ini sejatinya merupakan rumah dari salah satu istri Presiden Pertama RI Ir. Soekarno, yaitu Ratna Sari Dewi Soekarno.
Tempat ini mulai dijadikan museum pada 15 November 1971.
Ada apa saja di Museum Satria Mandala?
Berikut ini koleksi yang bisa Anda nikmati:
Koleksi Alutsista
Bermacam jenis senjata untuk tempur bisa Anda lihat di sini, mulai dari senjata tradisional khas Indonesia hingga senjata hasil rampasan dari penjajah.
Senjata tradisional yang dipamerkan, antara lain trisula, keris, bambu runcing, hingga pedang katana.
Sementara senjata api yang bisa ditengok, di antaranya senapan Garand, M-16, torpedo, ranjau, serta roket.
Koleksi Diorama
Selain senjata, di sini kita juga bisa menyaksikan bermacam diorama yang menceritakan tentang peperangan merebut kemerdekaan yang pernah terjadi.
Pertempuran terkenal dalam sejarah yang ditampakkan dalam diorama, antara lain Pertempuran Lima Hari di Semarang, Bandung Lautan Api, Pertempuran Bogor, dan banyak lagi.
Koleksi Kendaraan Tempur Militer
Di bagian luar museum dipamerakan berbagai kendaraan tempur berukuran besar, pesawat tempur, helicopter, tank, truk, dan lainnya.
Anda bisa memanfaatkan koleksi tersebut sebagai latar belakang foto diri Anda. Asyik, kan? Untuk bisa sampai ke museum ini, bisa dengan kendaraan pribadi dan umum.
Museum Satria Mandala dilewati oleh moda transportasi Bus Transjakarta koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) dan 9A (PGC 2-Pluit).
Anda bisa turun di Halte Gatot Subroto Jamsostek, kemudian lanjut dengan jalan kaki saja.
Alamat : Jl. Gatot Subroto No.14, Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Buka : Setiap hari, Pukul 08.00-21.00 WIB
Harga Tiket Masuk: Harga tiket: Rp5.ribu
Subscribe, follow Facebook Page Lapakfjbku dan ikuti terus lapakfjbku.com untuk mendapatkan informasi, juga inspirasi terbaru dan setiap hari Anda semakin seru!